Chapter 23 : Menahan Diri

76 5 0
                                    

"Jangan pernah takut akan dunia yang akan menyakiti dirimu. Ada aku yang akan menjagamu dan melindungimu dari bahaya."
-A&J-

"Jeremy kok jadi aneh gini sih? Nggak kayak biasanya," ujar Aurel bergumam pelan.

   Apa Jeremy mengantuk?

   Ia melirik jam yang tergantung di dinding kamar. Masih jam 7 dan ini bukan jam tidur Jeremy.

   Lalu, kenapa Jeremy bertingkah aneh?

   Aurel hanya ingin ikut berperan dalam percakapan konyol yang Jeremy buat.

   Apa itu salah?

   Aurel menghembuskan nafas lelah lalu melihat satu pesan masuk dari Jeremy. Ia kembali tersenyum dan segera membacanya.

Jeremy: Ada masuk Gereja nggak tadi?

   Deg!

   Aurel lupa akan hal itu. Tapi, kalau ia 'sedikit' tidak masalah kan? Lagipula, ia hanya akan menjawab 'iya' atau 'tidak'. Benar kan?

   Ya Tuhan, tolong maafkan Aurel karena telah berbohong. Ia tidak akan melakukannya lagi. Hanya untuk hari ini. Saat ini, ia sangat butuh.

Aurel: Ada

   Aurel tersenyum lega.

Jeremy: 😑
Jeremy: Jam berapa lo masuk Gereja?
Jeremy: Ayat pembacaan dimana?
Jeremy: Pendetanya siapa?
Jeremy: Selesai jam berapa?

   What the-?!

   Tidak sampai hitungan ketiga Aurel sudah berada di ruang tamu dengan nafas yang tersenggal-senggal. Ia menatap Cika dan Adiknya.

   "Aku butuh bantuan," ujar Aurel dengan tatapan memohon.

   "Bantuan apa?" tanya Cika.

   "Kasih tahu aku, ayat pembacaan hari ini dimana? Kita kan nggak masuk Gereja hari ini, jadi aku pengen baca." Aurel menjawab dengan cepat. Tentu saja ia berbohong. Tapi, nanti akan ia usahakan untuk membacanya.

   "Serius? Tumbenan banget," ujar Adik Aurel.

   Dengan anggukan cepat Aurel menjawab,"aku serius. Ayo, buruan."

   "Buru-buru banget sih. Nih, sini, aku kasih tahu," ucar Cika meminta Aurel duduk di sebelahnya.

   Aurel menghela nafas panjang dan melangkah duduk di sebelah Cika. Sementara Adiknya duduk di depan mereka.

   "Siniin hape kamu."

   "Buat apa?"

   "Mau tunjukin ayat pembacaannya dimana."

   "Nih."

   Cika mengambil handphone Aurel dan tanpa sepengetahuan Aurel, ia membuka aplikasi Whatsapp. Ia membaca chatan Aurel dan Jeremy. Lalu ia tersenyum saat tahu alasan mengapa Aurel bertanya sampai harus berlari seperti itu. Itu semua karena Jeremy.

   Sepertinya, Jeremy membawa pengaruh yang baik buat Aurel. Dan Cika mulai menyukai Jeremy. Maksudnya, ia merestui hubungan Aurel dan Jeremy.

   "Kasih aja yang ini. Nih, hape kamu. Sudah kakak jawab buat balasannya."

   "Hah?"

   Aurel mengambil handphone-nya dan melihat isi chatan-nya dengan Jeremy yang memang sudah dijawab oleh Cika.

Aurel & Jeremy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang