"Jangan pernah bermain-main dengan rindu. Terkadang rindu bisa menjadi obat luka dan terkadang rindu bisa menjadi penyebab luka."
-A&J-Sore ini Aurel baru saja menyelesaikan rutinitas sepulang sekolah yaitu, mandi dan makan. Ia ingin tidur tapi mengingat Mamanya akan marah karena tidur sore membuatnya harus mengurungkan niatnya.
Aurel memilih untuk membaca novel I'm Yours yang dibelikan Papanya. Aurel tertawa geli membayangkan jika dirinya berada di posisi si pemeran utama. Mungkin, dia akan masuk rumah sakit karena terus marah-marah dan mungkin ia akan cepat tua.
Ting!
Aurel mengambil handphone-nya dan melihat satu pesan masuk dari Aldi. Aurel dengan cepat membuka pesan Aldi dan membacanya.
From: Aldi
Malam ini lo ada acara nggak? Gue pengen ngajak lo ketemuan.Aurel berpikir, ia mencoba mengingat kembali jadwalnya malam ini. Malam ini ia tidak memiliki jadwal apapun selain makan malam dan tidur.
To: Aldi
Gue nggak sibuk kok. Ketemuan dimana?Aurel menutup novelnya saat membaca balasan pesan Aldi padanya. Dengan cepat ia meng-chas handphone-nya dan memilih pakaian yang akan ia pakai untuk bertemu dengan Aldi malam ini.
Setelah selesai menyiapkan pakaian yang akan dipakainya malam ini, Aurel mengambil handphone-nya yang sedang dichas karena terus berbunyi.
Dari grup kelasnya, teman-teman Aurel sedang membahas tentang lagu yang akan dinyanyikan saat ujian praktek seni budaya hari Rabu.
Tinggal satu hari lagi Aurel harus mencari lagu. Bagaimana bisa ia melupakannya?
Apa ia meminta bantuan Aldi saja? Mengingat Aldi suka memainkan piano di rumahnya, membuat Aurel berpikir bahwa Aldi bisa memberikannya lagu yang bagus.
Beberapa jam kemudian, waktu yang ditunggu Aurel pun datang. Aurel segera bersiap dan menandani dirinya agar terlihat cantik. Setidaknya, ia harus terlihat cantik di depan sahabat cowoknya kan?
-A&J-
Malam ini Jeremy sibuk memainkan game online-nya, Mobile Legend. Saat dirinya menang, Jeremy berseru senang. Ia bahagia karena berhasil mengalahkan lawannya yang sedaritadi susah dikalahkan.
Jeremy segera meng-screenshot hasil permainannya. Ia membuka aplikasi Whatsapp dan mencari nama Aurel disana. Setelah ketemu, ia membuka roomchat-nya dengan Aurel dan tersadar kalau ia dan Aurel belum berbaikan.
"Bodoh," rutuknya.
Jarinya memencet tombol home pada handphone-nya dan membiarkan handphone-nya tergeletak diatas kasur. Ia memejamkan mata dan mencoba untuk tidur. Sekarang sudah malam, tapi kenapa ia tidak bisa tidur?
Pikirannya terus memikirkan Aurel. Sedang apa gadis itu sekarang? Bagaimana keadaannya? Apa dia sudah makan? Apa dia tidur nyenyak? Apa dia tidak mimpi buruk lagi?
Jeremy membuka mata dan mengacak rambutnya frustasi. Ia bangun dari posisi tidurnya dan mengambil handphone-nya.
Di layar handphone-nya sudah ada nama Aurel. Ia ingin menelepon, tapi ia takut. Takut Aurel tidak menjawab. Walau ia yakin 100% gadis itu pasti akan menjawab panggilannya.
"Gue kangen Rel. Gue kangen," lirihnya.
Ia benar-benar merindukan Aurel. Gadis yang disukainya selama 3 tahun lebih.
-A&J-
Aurel mendesah kecewa. Aldi tidak bisa membantunya memilihkan lagu. Semua lagu yang Aldi pilihkan, semuanya sudah dipilih temannya. Aurel tidak mendapat lagu.
Keduanya sekarang sedang di jalan pulang. Mereka berjalan diiringi keheningan malam. Tidak ada yang berbicara.
"Maaf."
Aurel menoleh menatap Aldi yang juga menatapnya.
"Buat apa?" tanya Aurel bingung.
"Buat yang tadi. Gue nggak bisa bantu lo. Padahal, lo udah mau temanin gue buat beliin hadiah untuk adik gue."
Aurel mengangguk pelan.
"Makasih juga udah ngajak gue jalan, gue bosan dirumah terus. Nggak apa-apa sih kalau lo belum bisa dapet lagunya. Lagian, lo udah bantuin gue kok," ujar Aurel tersenyum menatap Aldi.
Aldi yang dikenal banyak orang adalah sosok yang dingin dan tak mudah disentuh. Tapi dia berbeda saat bersama Aurel. Hangat, mudah tersenyum dan tertawa.
"Semoga lo bisa dapat ya lagunya, terus nilai praktek lo bagus."
"Thank's Al."
Mereka berhenti di depan rumah Aurel. Aurel kembali menatap Aldi.
"Makasih buat malam ini ya Al? Gue masuk dulu. Makasih udah nganterin."
"Iya. Langsung tidur ya? Udah malam soalnya."
Aurel mengangguk lagi. Ia membuka pagar rumahnya dan masuk ke dalam rumahnya.
Aldi menarik nafas panjang, ia tersenyum lalu pergi dari rumah Aurel. Setidaknya, Aurel masih mau tersenyum untuknya.
Di dalam kamarnya, Aurel sedang mengganti pakaiannya. Setelahnya, ia mengambil handphone-nya dan mencari kontak kakak sepupunya.
To: Kakak Sepupu
Gue mau minta tolong. Cariin lagu buat gue nyanyi hari rabu. Ujian praktek seni budaya.Aurel menunggu balasan pesan kakak sepupunya.
Ting!
From: Kakak Sepupu
Sorry, gue lagi sibuk. Nggak bisa bantu. Cari di internet.Aurel menghembuskan nafas pasrah. Dari semua orang yang sudah ia hubungi untuk dimintai tolong tidak ada yang bisa membantunya. Tersisa Jeremy saja yang belum ia mintai tolong.
Ingin sekali ia meminta tolong pada Jeremy. Tapi, apa Jeremy mau membalas atau sekedar membaca pesannya? Apa Jeremy mau membantunya?
Tapi, Aurel benar-benar membutuhkannya sekarang. Selain itu, Aurel juga merindukan Jeremy.
Aurel merindukan semua sikap Jeremy padanya. Rindu dengan cara cowok itu yang tetap membuat Aurel tertawa, tersenyum, bahkan kesal di waktu yang bersamaan. Merindukan hal-hal kecil namun romantis baginya. Merindukan kata-kata romantis miliknya. Merindukan senyum dan tawa laki-laki itu.
Aurel sangat merindukan Jeremy. Benar-benar rindu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurel & Jeremy ✔
Romance[A&J First Story] Masa-masa paling indah yaitu masa dimana kita beranjak remaja dan duduk memakai seragam putih abu-abu. Disitulah kisah kita yang sebenarnya akan dimulai. Kisah persahabatan, kekeluargaan, percintaan. Semuanya berada dalam masa-masa...