Chapter 43 : H-3 Hari Kasih Sayang

69 7 0
                                    

"Hari bahagia kita akan segera tiba. Bersabarlah."
-A&J-

"Lima menit lagi ada pemeriksaan!"

Dalam sekejap kelas pun menjadi sepi. Yang awalnya di dalam kelas ada 30 murid kini tersisa 12 murid. 18 murid lainnya sudah lari keluar dari kelas. Tentunya 18 murid yang keluar itu adalah murid yang tidak memakai atribut lengkap. Sedangkan 12 murid yang tinggal di dalam kelas adalah murid yang taat aturan alias memakai atribut lengkap.

Salah satu dari 18 murid yang keluar dari kelas adalah Jeremy. Ia tidak memakai atribut lengkap karena dasinya tertinggal di kamarnya. Rambutnya juga sudah panjang, sudah melewati batas untuk peraturan rambut di sekolah.

Jeremy bersama 6 teman cowoknya berlari ke gedung paling atas. Rooftop adalah tempat yang cocok untuk mereka bersembunyi.

Selain tidak terlihat, guru-guru juga tidak suka ke rooftop. Karena itu, Jeremy dan teman-temannya bersembunyi di rooftop untuk sementara waktu sampai guru yang melakukan pemeriksaan pergi dari kelas mereka.

"Eh, nyanyi yuk?"

"Nyanyi apaan?"

"Surat cinta untuk starla?"

"Ah males, bosen gue."

"Lagunya Dilan gimana?"

"Boleh tuh. Yang rindu sendiri?"

"Iya!"

"Nyanyi bareng ya?"

"Oke."

Jeremy terkekeh pelan melihat teman-temannya yang menyanyikan lagu rindu sendiri. Jeremy duduk bersandar dekat tangga. Teman-temannya ada yang duduk di lantai, bersandar di dinding bahkan duduk di pembatas rooftop.

Laki-laki itu tidak ikut bernyanyi bersama teman-temannya. Ia memilih untuk merekam suasana yang sangat sayang untuk tidak diabadikan ini. Dengan rekaman yang kurang lebih berdurasi 45 detik ini, Jeremy memposting video tersebut di akun sosial medianya.

Tak lama kemudian, handphone-nya bergetar dan memunculkan nama Aurel dari salah satu notifikasi yang muncul di layarnya. Jeremy tentunya akan membuka pesan Aurel lebih dulu. Menurutnya, Aurel yang paling utama.

Aurel: Lagi dimana?

Jeremy: Rooftop

Aurel: Nggak ada kelas?

Jeremy: Gue lari dari kelas, ada PKS
Jeremy: Gue nggak pakai dasi sama rambut gue panjang, kalo ketahuan nanti dipotong rambut kesayangan gue

Jeremy mengelus rambutnya. Ia sangat sayang dengan rambutnya sampai ia tidak rela jika ada guru yang memotong rambutnya.

Kalau mereka memotongnya dengan rapih sih tidak masalah. Tapi, guru-guru yang kejam itu akan memotong rambutnya dengan sangat brutal sehingga membuatnya harus menahan malu.

Karena itu, ia tidak mau rambutnya sampai dipotong oleh guru-guru yang tidak tahu memotong rambut itu.

Aurel: Yaelah, coba deh sekali-kali rambut lo itu dipotong sama guru wkwk

Jeremy: Enak aja! Gue nggak mau. Botak nanti

Aurel: Hahaha

Jeremy: Kenapa ketawa? Ada yang lucu?

Aurel: Gue lagi bayangin kalau lo botak, nggak ada rambut

Membacanya membuat Jeremy kesal. Tapi, ia juga geli sendiri membayangkan kalau dirinya botak. Astaga, bisa-bisa dia akan dimasukkan dalam film horor menjadi salah satu bagian dari film itu dengan memerankan hantu tuyul.

Aurel & Jeremy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang