Chapter 20 : Setelah dari Bandara (2)

70 5 0
                                    

"Kalau aku rindu, aku ingin bertemu. Kalau aku sayang, aku takut kehilanganmu."
-A&J-

Setelah pertemuan singkatnya dengan Jeremy di bandara tadi, kini Aurel sudah berada dalam perjalanan pulang. Tak puas dengan pertemuan tadi, Aurel kembali saling membalas pesan dengan Jeremy.

   Aurel berharap Jeremy bisa berlama-lama dengannya. Karena Aurel ingin terus bersama Jeremy.

   Kapan masa itu akan datang? Masa dimana Aurel dan Jeremy bisa bersama-sama lagi. Tanpa harus ada jarak yang membuat mereka terpisah.

   "Kakak, tadi itu teman apa pacar?" tanya Mama Aurel.

   Dan pertanyaan itu membuat Aurel kembali tersadar akan keberadaan Mamanya yang berada di sebelahnya.

   "Teman kok Ma. Kenapa?"

   "Mama lihat, dia anaknya baik. Tapi jangan dulu pacaran ya Kak. Fokus sekolah dulu, kerja terus banggain orangtua," jelas Mama.

   Aurel kembali mengangguk. Ia harus menjadi anak yang patuh pada orangtuanya. Selain ingin membalas budi, Aurel juga ingin dengan kepatuhannya dia bisa diizinkan bersama dengan orang yang ia cintai.

   "Mama nggak marah kalau Aurel main sama Jeremy?" tanya Aurel hati-hati.

   Mama Aurel yang sedang memainkan handphone, kini terhenti. Menatap putrinya yang sedang menatap ragu padanya.

   "Enggak kok. Tapi masih harus ingat batasan ya, jangan kelepasan. Mama lihat, Jeremy anaknya bisa dipercaya. Dia sekolah dimana?"

   "Dia anak SMK. Jurusan Tataboga," jawab Aurel.

   "Mau jadi chef?" tanya Mama.

   "Katanya sih gitu," jawab Aurel ragu.

   "Bagus dong kalau dia mau jadi chef. Jadi chef kan nggak mudah juga, dia harus bisa kasih hidangan yang menarik pelanggan dan tentunya dengan cita rasa yang sangat luar biasa. Kalau nggak enak kan, pelanggan bisa lari," ucap Mama diakhiri kekehan pelan.

   Aurel ikut terkekeh. Kemudian membayangkan bagaimana nantinya Jeremy menjadi seorang chef dan dia adalah pelanggan Jeremy.

   Ah, rasanya Aurel ingin mencoba masakan Jeremy.

   Ting!

   Aurel menatap handphone-nya dan mendapati balasan pesan dari Jeremy. Dengan segera Aurel membacanya dan membalasnya. Dengan senyum yang mengembang, Aurel membayangkan bagaimana rupa Jeremy saat memasak nanti?

   "Aurel udahan dulu main hp-nya. Kita sudah nyampe," ucap Mama Aurel membuat Aurel mau tak mau harus menurutinya.

   Masa iya sih Aurel turun dari mobil dengan mata yang terus tertuju pada handphone-nya? Bisa-bisa ia salah melangkah lalu jatuh.

   Setelah Aurel turun, ia ikut membantu menurunkan barang bawaan Mama yang memang sangat banyak. Dua koper, dua tas besar dan satu ransel.

   Aurel membawa satu koper yang berwarna hitam ke dalam rumah. Sisanya dibawa Mamanya, kakaknya Tantenya dan adik-adiknya.

   Sesampainya di dalam rumah, Aurel menghempaskan tubuhnya di atas sofa ruang tamu. Entah mengapa, tubuhnya merasa lelah. Apa mungkin faktor angin malam?

   "Kakak belum tidur? Besok harus bangun pagi loh," ucap Mama sembari mengeluarkan hadiah milik adik Aurel yang laki-laki.

   "Belum Ma. Bentar lagi," jawab Aurel lalu mengambil handphone-nya dan membalas pesan Jeremy.

Jeremy: Yaudah, baru juga gue mau tanya udah keduluan

Aurel: Telaaattttt

   Aurel terkekeh pelan. Membayangkan wajah Jeremy yang mungkin sedang kesal karena sikap Aurel yang saat ini sedang tidak mood.

   "Nih, novel pesanan kakak," ucap Mama mengalihkan pandangan Aurel dari handphone-nya.

   Aurel tersenyum senang menatap dua novel yang ada dalam genggamannya.

   "YEAYY!! THANK YOU MOM!" seru Aurel sembari memeluk dua novel yang baru saja ia dapatkan.

   Jangan salah, Aurel harus berjuang keras untuk bisa mendapatkan novel itu. Selain usaha membujuk, ia juga harus bertahan di posisi pertama saat juara nanti. Kalau menurun, bisa-bisa diberikan buku pelajaran bukan novel.

   Dengan segera Aurel mengambil handphone-nya dan mengambil gambar novel tersebut. Setelahnya, Aurel mengirim gambar tersebut pada Jeremy.

Aurel: *send a pict*
Aurel: Novel baruuu :*

Jeremy: Buat gue ya? Duh, makasih loh yaaa

Aurel: Dih! Bukan buat lo yaa, punya gue ini hehe

Jeremy: Yahh, kejam banget sih
Jeremy: Sok-sok an hehe.. oleh-oleh buat gue mana?

Aurel: Nggak ada.

Jeremy: Loh? Kok nggak ada? Ah, nggak asih lo mah

   Aurel tertawa saat Jeremy mengirimnya emot sedih. Setelahnya ia menatap novel yang berada di tangannya.

   Aurel tersenyum manis. Ia sangat bahagia.

   Malam ini ia bertemu dengan Jeremy. Ia juga bertemu dengan Rico. Selain itu Aurel juga senang bisa tertawa bersama Jeremy dan Rico.

   Aurel kembali tertawa mengingat wajah kesal Rico saat Jeremy memintanya untuk diam merahasiakan sesuatu. Dan Jeremy yang antusias menceritakan bagaimana ia membangunkan Rico dan membawanya hingga sampai ke bandara menemui Aurel.

   Ingin rasanya Aurel tetap bersama Jeremy. Ia tidak peduli jika semua orang menentangnya. Karena ia hanya ingin kebahagiaannya. Itu saja sudah cukup. Asalkan dia bahagia, kalian bisa apa?

   Ting!

   Aurel melihat handphone-nya, ternyata pesan dari Jeremy. Tanpa menunggu lama Aurel segera membuka pesan tersebut dan membacanya.

Jeremy: Istirahat ya Aurel.. jangan begadang dan jangan rindu

   Aurel mengernyit bingung. Apa Jeremy tahu kalau Aurel sedang merindukannya?

Aurel: Iya, tapi kenapa?

Jeremy: Kalau begadang nanti sakit. Kalau rindu, kata Dilan berat. Kamu nggak akan kuat, biar aku saja

Aurel: Apaan sih hahaha

Jeremy: Ciee ketawa.. udah ah, tidur yaa

Aurel: Iya.
Aurel: Selamat malam Jeremyku tahun 2018

Jeremy: Iya, selamat malam Aurelku

   "Mama, Aurel tidur ya? Sudah ngantuk. Good night everyone."

   Setelah memberi ucapan selamat malam pada semua orang yang berada di ruang tamu, Aurel segera berlari memasuki kamarnya.

   Aurel menatap langit-langit kamarnya sambil tersenyum manis. Ia memejamkan mata lalu menyatukan kedua tangannya.

   Tuhan, aku berharap semoga kebahagiaanku tidak akan berakhir. Aku bahagia dengan keberadaan mereka disekelilingku. Aku harap, mereka tidak akan pergi dari hidupku.

   Tuhan...
   Aurel hanya ingin Jeremy bisa bersama dengan Aurel. Aurel ingin Jeremy bisa terus membuat Aurel tersenyum dan tertawa. Aurel ingin Jeremy dapat membahagiakan Aurel.

   Aurel juga ingin membahagiakan Jeremy. Dengan begitu, Jeremy tidak akan berperan sendirian. Aurel hanya ingin itu.

   Amin.

   Aurel kembali membuka matanya dan membayangkan wajah manis Jeremy.

   "Selamat malam, Jeremy."

Aurel & Jeremy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang