Chapter 11: Aurel cemburu?

137 9 0
                                    

"Hal tersulit bagiku ialah aku diharuskan memilih antara dirimu atau dirinya. Tapi aku tidak bisa, karena kalian berharga bagiku."
-A&J-

Sore ini hujan turun dengan lebat. Membuat beberapa orang tidak dapat pulang karena hujan lebat itu. Belum lagi langit yang sudah semakin gelap dan angin yang berhembus kencang membuat siapapun menjadi takut dan gelisah.

   Jeremy masih berada di sekolahnya, lebih tepatnya di kelasnya. Di kelasnya juga sudah sepi, tinggal dirinya dan dua temannya laki-laki.

   Sebenarnya ia tidak peduli dengan hujan yang lebat, karena ia sibuk membalas pesan dari Aurel.

Aurel: Lo masih di sekolah?

Jeremy: Iya, masih. Lo?

Aurel: Masih juga
Aurel: Kenapa belum pulang?

Jeremy: Hujan deras banget

Aurel: Oh, gitu
Aurel: Kalau gitu, lo jangan dulu pulang. Nanti kalau udah agak reda, baru lo pulang nanti lo bisa sakit Je

Jeremy: Iya nyonya

   Jeremy tersenyum setelah membalas pesan Aurel. Ia senang karena Aurel memperhatikannya. Ia juga senang karena hubungannya dan Aurel baik-baik saja. Bahkan ini lebih dari sekedar baik.

   "Jeremy!" panggil salah satu teman Jeremy.

   Jeremy menoleh menatapnya.

   "Kenapa?" tanya Jeremy.

   Temannya yang memanggil Jeremy pun melirik jam tangan yang melingkar indah di pergelangan tangan kirinya.

   "Udah larut nih, udah jam 5. Makin gelap lagi. Pulang yuk," ajaknya.

   "Bentaran lah. Nanti sakit lagi," tolak Jeremy mengingat Aurel melarang dirinya untuk hujan-hujanan.

   Kedua teman Jeremy mendengus kesal.

   "Yaelah lo mah banci kalau takut sakit," ledek temannya.

   Jeremy menatap kedua temannya tajam.

   "Lo ngatain gue!?" tanya Jeremy dengan nada membentak.

   Jeremy tidak suka dikatain atau di ledek siapapun.

   "Menurut lo? Oh... Atau jangan-jangan ini ada hubungannya dengan cewek yang lagi lo dekatin?" tanya teman Jeremy yang memakai jaket hitamnya.

   Jeremy mengernyit tak suka mendengar pertanyaan itu.

   "Ini nggak ada hubungannya dengan cewek. Yaudah deh, ayo pulang!" ucap Jeremy kesal.

   Setelah mengambil tas-nya dan berdiri dari duduknya, Jeremy membuka roomchat-nya dengan Aurel.

Jeremy: Gue pulang sekarang Rel
Jeremy: Temen gue udah ngajak gue pulang
Jeremy: Hujannya udah reda kok
Jeremy: Kalau gue udah di rumah, gue kabarin lo lagi

   Jeremy menyimpan handphone-nya di dalam tas sekolahnya.

   Ia merasa bersalah karena harus berbohong pada Aurel. Nyatanya, hujan masih turun dengan deras. Bahkan lebih deras dari sebelumnya.

   Ia menatap kedua temannya yang masih duduk di tempat mereka.

   "Ayo, pulang!" ajak Jeremy.

   Setelah keluar dari kelas, ketiganya berlari agar tidak basah terkena hujan. Walau pada dasarnya, mau jalan atau lari, kalau di tengah hujan pasti akan basah.

Aurel & Jeremy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang