"Selamat ya? Karena sudah berhasil menghancurkan hati yang kau utuhkan ini."
-A&J-"Jeremy? Sini deh."
Jeremy berbalik dan berjalan mendekati Siska. Siska adalah temannya.
"Kenapa Sis?" tanya Jeremy begitu berdiri di hadapan Siska.
"Ikut gue."
Siska menarik tangan Jeremy dan membawanya ke koridor yang sepi. Jeremy sebenarnya ingin bertanya, tapi ia urungkan dan terus mengikuti Siska.
Cukup jauh mereka berjalan, sampai akhirnya Siska berhenti. Jeremy menghela nafas legah lalu melihat ke depan dan terkejut melihat kakak kelasnya. Lebih tepatnya mantan pacarnya, Maria.
"Lo ngapain bawa gue kesini?" tanya Jeremy pada Siska yang kini sudah menariknya mendekati Maria.
Nggak! Gue nggak boleh deketin Maria lagi, batin Jeremy.
"Hai Jer. Gue cuman mau kasih cokelat ini kok," ujar Maria memberi Jeremy cokelat yang sedikit besar.
Jeremy menerimanya dan mengucap terima kasih. Ia juga harus berbaik hati pada kakak kelasnya ini. Tapi, ia tidak mau mengambil hati kakak kelas di depannya.
"Udah kan? Gue balik."
"Tunggu."
Jeremy mendengus lalu berbalik. Ia menatap Maria tajam.
"Apa lagi?" tanya Jeremy mencoba sabar.
Ia tidak boleh menyakiti hati cewek kan? Bisa-bisa diberi amanat selama 24 jam oleh Mamanya. Apalagi Aurel. Itu pun kalau ia menceritakannya pada Aurel.
"Gue masih sayang sama lo, Jeremy. Gue suka sama lo," ujar Maria tanpa malu.
Jeremy diam, menatap Maria lebih sinis dari sebelumnya.
"Gue minta maaf atas kesalahan gue dulu. Lagian, itu kan salah cewek itu sendiri. Kenapa juga dia mau deketin cowok yang jelas-jelas udah punya pacar? Mana dia perhatian lagi sama lo. Gue kan cemburu, Jeremy."
Jeremy mendengus sebal. Dia yang dimaksud Maria adalah Aurel. Jeremy sangat tahu akan hal itu.
"Cewek kayak dia itu nggak pantes buat lo! Dia juga berharap banget sama lo. Kayak nggak ada cowok lain aja," ujar Maria mencebik sebal.
Jeremy menatap Maria sinis. Lalu beralih menatap Siska yang hanya diam menatap mereka.
"Kalau tujuan lo bawa gue kesini buat dengerin ocehan nenek sihir, mending nggak usah. Makasih," ujar Jeremy dingin.
"Jeremy, lo nggak ada sopan-sopannya ya sama kakak kelas!" ujar Sari teman Maria yang berdiri di sebelah Maria.
"Temen lo juga nggak ada sopan-sopannya sama adik kelas. Dia menjelek-jelekkan cewek yang bahkan dia belum pernah dia temui! Oh ya, dia nggak salah. Lo yang salah karena terlalu posesif sama gue. Gue nggak suka sama cewek kayak lo," ujar Jeremy dingin.
Maria menahan amarahnya. Ia menatap Siska lalu memberinya kode melalui matanya. Siska yang paham pun langsung mengirim pesan pada teman-temannya.
Tak berselang lama, beberapa teman yang Siska hubungi pun datang. Termasuk teman-teman Jeremy. Kecuali, Henri dan Lodi. Mereka tidak dihubungi Siska.
"Lo mau kan Jer, balikan sama gue lagi? Gue nggak akan ngelakuin hal yang akan nge-rugiin lo sama gue," ujar Maria memandang Jeremy penuh harap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurel & Jeremy ✔
Romansa[A&J First Story] Masa-masa paling indah yaitu masa dimana kita beranjak remaja dan duduk memakai seragam putih abu-abu. Disitulah kisah kita yang sebenarnya akan dimulai. Kisah persahabatan, kekeluargaan, percintaan. Semuanya berada dalam masa-masa...