Chapter 18: Bertemu Calon Mertua

102 8 0
                                    

"Karena bahagiamu adalah bahagiaku. Maka kesedihanmu adalah kesedihanku."
-A&J-

"Pesawat dengan nomor penerbangan JA1158 dari Denpasar telah mendarat."

   Aurel tersenyum bahagia mendengar penyampaian itu. Dengan semangat ia meminta kakaknya dan adik-adiknya untuk segera pergi menemui seseorang yang harus mereka temui.

   "Aurel?" panggil Jeremy.

   Aurel menoleh menatap Jeremy.

   "Lo kesini mau jemput Mama lo kan?" tanya Jeremy.

   Aurel mengernyit.

   "Kok lo bisa tahu?" tanya Aurel bingung.

   "Gue udah bilang kan, gue tahu segalanya tentang lo. Bahkan sebelum lo kasih tahu gue, gue udah tahu," jawab Jeremy.

   Aurel tertawa. Lalu mengangguk pelan.

   "Ya, gue kesini mau jemput Mama gue," ucap Aurel.

   "Gue minta oleh-oleh ya?"

   "Kok-"

   "Mama lo dari Bali kan?" tanya Jeremy menebak.

   Aurel membulatkan matanya saat Jeremy menebaknya dengan benar. Bahkan Aurel tak pernah membicarakan tentang keberadaan Mamanya yang berada di Bali.

   Bagaimana Jeremy bisa mengetahuinya?

   Jeremy mengacak rambut Aurel lalu tersenyum padanya.

   "Titipin salam gue ke Mama lo," ucap Jeremy.

   "Kok salamnya dititip? Kenapa nggak kasih langsung?" tanya Aurel.

   Jeremy menatap Aurel dengan alis terangkat satu.

   "Emang lo mau gue ketemu sama Mama lo sekarang?" tanya Jeremy.

   "Iya," jawab Aurel.

   "Yaudah," ucap Jeremy.

-Aurel dan Jeremy-

"MAMA!!"

   Aurel dan adik-adiknya berlari memeluk Mama mereka erat. Mama Aurel membalas pelukan mereka tak kalah erat.

   Siapa yang tidak rindu Mama saat sudah hampir 2 minggu tidak bertemu?

   Aurel selalu berharap Mamanya baik-baik saja. Dan sampai saat ini, Mamanya selalu baik-baik saja.

   "Apa kabar Ma?" tanya Aurel melepas pelukannya.

   Mama Aurel tersenyum menatap Aurel.

   "Mama baik kok. Kalian apa kabar?"

   "Baik Ma," jawab adik-adik Aurel bersamaan.

   "Tante Helen baik kan jaga kalian?" tanya Mama.

   "Iya Ma. Tante Helen baik kok," jawab Aurel.

   Adik-adik Aurel berdiri bersisian di sebelah Mama. Sementara Aurel berdiri di depan Mama sambil tersenyum. Aurel sangat merindukan Mama-nya. Mama pun ikut tersenyum.

   Cika yang baru saja sampai bersama Tante Helen disambut hangat oleh Mama. Cika memeluk Mama disusul Tante Helen yang juga memeluk Mama Aurel.

Aurel & Jeremy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang