Chapter 27 : Salah Waktu

64 5 0
                                    

"Salahku karena telah membiarkanmu jauh dari pandanganku. Seharusnya aku menjagamu dan membiarkanmu berada disisiku bukan disisinya."
-A&J-

Wajah Jeremy bersinar sangat cerah hari ini. Ia sangat bahagia. Setelah tadi saling mengirim pesan dengan Aurel, senyum tak pernah luntur dari wajahnya sedetik pun.

   Bahkan pelajaran yang ia tidak sukai pun kali ini ia bisa melewatinya dengan sukacita. Semua itu karena Aurel.

   Saat bel berbunyi dan guru pamit keluar dari kelas, Jeremy langsung mengambil handphone-nya dari saku celana. Ia mencari kontak Aurel lalu menghubunginya.

   "Gimana kelas hari ini?" Jeremy bertanya begitu Aurel menjawab panggilannya.

   "Berjalan dengan lancar. Eh, lo telepon gue disaat yang tepat tahu nggak?"

   Alis Jeremy terangkat. "Oh ya?"

   "Iya! Pas guru keluar, lo langsung telepon. Pas banget." Suara Aurel terdengar heboh.

   Jeremy semakin melebarkan senyumannya dan mulai berbagi cerita dengan Aurel. Jeremy tidak peduli tatapan teman-temannya yang mungkin menatapnya aneh dan bingung.

   Mata Jeremy tak sengaja melihat Guru wanita yang berjalan dengan angkuhnya menuju kelas mereka. Jeremy berdecak pelan.

   "Eh, gue udah ada guru nih. Lanjut nanti ya?"

   "Yaudah deh, belajar yang bener ya?"

   "Iya, lo juga."

   Setelah mematikan panggilan teleponnya dengan Aurel, ia meletakkan handphone-nya di atas meja dan mengganti buku pelajarannya menjadi pelajaran PKN.

   Guru yang baru saja masuk itu langsung memberikan tugas dan duduk dengan tenang di tempatnya. Jeremy dengan cepat menyelesaikan tugas itu dan menunggu teman-temannya yang lain selesai.

   Setelah mengumpulkan tugas, guru itu pun mulai menjelaskan materi berikutnya. Jeremy mulai bosan dengan penjelasan guru itu yang bisa dibilang sangat lama.

   Jeremy mengambil handphone-nya dan mengirim pesan pada Aurel.

Jeremy: Lo ada kelas sekarang?

Aurel: Nggak ada, sekarang gue lagi lowong

Jeremy: Biasanya kelas gue juga lowong. Kenapa sekarang enggak ya?

Aurel: Mungkin, karena sekolahnya tahu kalau lo lagi pengen belajar?

   "Gue pengennya ketemu lo," ujar Jeremy pelan.

   Ia menatap ke depan lalu menghembuskan nafas lelah.

Jeremy: Gue belajar dulu deh, kalau udah selesai nanti gue telepon ya?

Aurel: Iya, semangat❤

   Jeremy tersenyum kembali. Sekarang ia sudah semangat untuk belajar. Dengan senyum yang tak luntur, Jeremy kembali mendengarkan penjelasan Guru itu dengan baik.

   "Hari ini lo aneh deh Jer," ujar Henry berbisik pelan.

   Dahi Jeremy berkerut bingung. "Maksud lo?"

   "Daritadi lo senyum-senyum mulu, aneh. Kesambet apaan sih?"

   "Udah deh. Fokus belajar dulu."

   Henry menatap Jeremy bingung. Sejak kapan Jeremy ingin belajar? Biasanya juga ia bolos.

   Sedang asik mendengar penjelasan Guru, tiba-tiba suara yang tidak mengenakan terdengar. Handphone Jeremy berbunyi. Ada panggilan masuk.

Aurel & Jeremy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang