Chapter 42 : Bahagia (2)

54 5 0
                                    

"Bahagiaku sederhana. Cukup denganmu yang berada disisiku sudah membuatku bahagia."
-A&J-

"Selamat pagi!"

   Seisi kelas menatap bingung pada Jeremy. Bagaimana bisa hari ini Jeremy terlihat bersemangat dengan wajahnya yang berseri? Disaat kemarin ia terlihat marah dan sedih. Apa yang terjadi padanya?

   Jeremy duduk di bangkunya dengan senyum yang tak pernah luntur sedikit pun. Ia bersenandung kecil kemudian tertawa dengan wajahnya yang memerah.

   Cowok itu mulai menebak bagaimana reaksi Aurel saat gadis itu tahu makna dari lagu itu. Maksudnya mengirim lagu itu dan isi hatinya.

   "Lo kesurupan Jer?"

   "Lo makan apaan semalam?"

   Jeremy menggeleng kemudian terkekeh pelan. Membuat Henry dan Lodi bergidik ngeri. Di depan mereka saat ini, sepertinya bukan Jeremy. Kemana Jeremy yang marah-marah dan berwajah kusam itu?

   "Lo sehat kan Jer?" tanya Lodi dengan dahi berkerut bingung.

   Jeremy mengangguk semangat.

   "Gue bahkan lebih dari sehat, gue baik-baik aja kok. Oh iya, gue nggak kesurupan dan semalam gue makan nasi pakai Ayam," jawab Jeremy.

   "Sorry nih Jer, tapi kok lo bisa berubah 180° gini? Gimana ceritanya coba?" tanya Henry.

   "Aurel. Gue udah baikan sama dia," jawab Jeremy tersenyum senang.

   Henry dan Lodi mendadak bingung. Jadi, Jeremy marah-marah tidak jelas itu karena Aurel? Dan sekarang, mereka sudah baikan. Jadi, Jeremy bahagia? Apa iya karena itu?

   "Bagus dong kalau kalian sudah baikan. Iya nggak Di?" Henry menatap Lodi dan berbicara melalui matanya.

   Lodi yang mengerti maksud tatapan Henry pun mengangguk.

   "Iya, bagus. Lo nggak sedih dan marah lagi dong sekarang."

   Jeremy mengangguk pelan lalu mengambil handphone-nya dan mengirim pesan pada Aurel.

To: Aurel Cantik❤
Sudah ngerti maksud lagu itu?

   Tak berselang lama, Aurel sudah membalas pesan Jeremy.

From: Aurel Cantik❤
Belum, hehe. Bentar ya gue lagi coba ngertiin

   Jeremy menghembuskan nafas pasrah. Sekuat apapun ia mencoba, kalau pada dasarnya Aurel itu gadis yang polos Jeremy tidak bisa mengubah kepolosan Aurel.

   "Lo udah buat tugasnya Bu Fifi belum?" tanya Henry pada Lodi.

   "Belum. Lo udah?"

   "Belum juga. Kalau lo Jer?"

   Jeremy mengernyit. "Emangnya ada tugas ya dari Bu Fifi?" tanya Jeremy.

   Henry dan Lodi melongo mendengar pertanyaan Jeremy. Biasanya ia yang paling ingat dengan tugas dari sekolah. Karena seingat mereka, mengenai tugas sekolah pasti Jeremy selalu diingatkan oleh Aurel.

   Oh iya, mereka baru mengingat kalau Aurel dan Jeremy beberapa hari yang lalu bertengkar entah karena apa. Lalu, sekarang mereka baru saja berbaikan.

   "Ada kok. Tugasnya disuruh buat, eh, buat apaan Lod?"

   Lodi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal lalu menggeleng pelan.

   "Lupa gue."

   Henry mendengus kesal. Ia pikir Lodi tahu dengan tugas yang diberikan. Henry melirik Jeremy yang tidak memperdulikan tentang pekerjaan rumah mereka. Laki-laki itu bahkan hanya sibuk dengan benda persegi panjangnya.

-A&J-

Sesampainya di sekolah, tujuan pertama Aurel yaitu mencari Tessa. Hari ini Aurel sengaja datang sedikit telat dari biasanya karena ia tidak mau menunggu Tessa. Kalau ia menunggu, rasa penasarannya itu pasti lama akan terjawab. Lebih baik, ia langsung seperti ini.

   Aurel keluar dari kelas setelah menaruh tas-nya. Ia mendapati Tessa bersama Silvi sedang duduk di tangga samping kelas. Aurel tersenyum senang lantas menghampiri Tessa dan menarik tangan Tessa pelan.

   "Kenapa sih?" tanya Tessa bingung.

   Aurel menyodorkan handphone-nya pada Tessa membuat dahi Tessa semakin berkerut bingung.

   "Artiin lagunya," pinta Aurel.

   "Maksudnya?"

   "Jeremy kirimin gue lagu yang katanya sesuai sama keadaan gue dan Jeremy saat ini. Gue nggak ngerti sama makna lagunya, tolong dong artiin."

   Tessa mengangguk pelan lalu mulai mendengar lagunya. Setelah selesai, ia mengembalikan handphone itu pada pemiliknya. Kemudian ia menatap Aurel serius.

   Aurel sendiri bingung dengan reaksi Tessa yang diluar pemikirannya.

   "Lo ngerti?" tanya Aurel.

   "Gue ngerti. Lo ngerti?"

   "Enggak."

   Tessa menghembuskan nafas beratnya saat Aurel dengan polosnya menjawab bahwa ia tidak tahu makna lagu itu.

   "Lo pengen tahu arti lagu itu?" tanya Tessa.

   Aurel mengangguk semangat.

   "Artinya, dimanapun lo berada Jeremy pasti bisa temukan lo. Saat lo lemah dan nggak berdaya dia akan selalu ada buat lo. Jeremy akan selalu jadi sayap pelindung lo buat lo," ujar Tessa menjelaskan makna lagu itu.

   Aurel diam mencerna setiap kata yang keluar dari mulut Tessa. Cukup lama Aurel diam, sampai akhirnya ia berseru senang.

   "Serius makna lagunya itu?" tanya Aurel.

   "Iya, serius. Emangnya kenapa sih lo nggak ngerti sama lagu itu? Aneh banget lo. Sama pelajaran aja lo bisa artiin rumus-rumus yang ada. Kenapa artiin lagu ini nggak bisa?"

   Aurel tersenyum malu. Entahlah, ia juga tidak bisa menjawabnya. Kenapa dia tidak bisa memahami masalah cinta? Sedangkan pelajaran saja ia bisa paham dengan cepat.

   Tanpa menjawab pertanyaan Tessa, Aurel segera kembali ke kelas dan mengirim pesan pada Jeremy. Ia sudah tahu dengan arti lagu itu.

To: Jeremy
Gue sudah tahu arti lagunya :) Makasih ya, selama ini lo udah mau jagain gue dan lindungin gue dari bahaya. Bahkan lo sabar hadapin gue yang suka labil gini. Dan soal kejadian beberapa hari yang lalu, tolong jadikan itu buat pelajaran ya untuk kita. Gue sayang lo Jeremy❤

-A&J-

Jeremy termenung di tempatnya setelah membaca pesan Aurel. Jantung Jeremy berdetak karuan. Wajahnya memerah dan senyumannya muncul seketika. Jeremy masih tidak mempercayai ini. Aurel sudah mengerti arti lagu itu berarti sebentar lagi mereka akan segera jadian kan?

   Astaga! Membayangkan bagaimana mereka saat pacaran saja sudah membuat Jeremy senyum-senyum sendiri. Jeremy sangat bahagia dengan kenyataan yang ada saat ini.

   Jeremy menyukai Aurel. Aurel juga menyukainya. Itu berarti, perasaannya selama 3 tahun lebih sudah terbalas kan?

   Usahanya tidak sia-sia. Menunggu Aurel dan mencoba memberinya perhatian lebih. Bahkan selalu menghampirinya saat masih SMP dulu.

   "Gue bahagia!"

   Jeremy tidak memperdulikan tatapan teman-temannya saat ia berteriak di kelas tanpa sadar. Jeremy terlalu bahagia saat ini. Ia tidak mau kebahagiaannya sirna. Ia tidak ingin itu terjadi.

   Jeremy hanya ingin Aurel. Dan Jeremy bahagia mendapat Aurel. Tidak ada lagi yang ia inginkan selain Aurel.

Aurel & Jeremy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang