Chapter 19 : Setelah dari Bandara

79 8 0
                                    

"Senyum-mu adalah bahagiaku. Tawa-mu adalah canduku."
-A&J-

Setelah pamit dengan keluarga Aurel, Jeremy dan Rico pun pergi menuju parkiran. Tempat dimana Jeremy memarkirkan motornya. Cukup jauh perjalanan mereka, karena halaman bandara ini sangat luas.

   Jeremy dan Rico saling berbagi cerita mengenai keluarga Aurel. Dengan begitu mereka tidak akan merasa sendiri.

   "Keluarga Aurel baik, ya?" tanya Jeremy.

   "Menurut gue juga gitu. Mamanya itu loh, perhatian banget," jawab Rico.

   "Iya, baik. Eh tapi-"

   "See you Jeremy and Rico! Be careful,"

   Suara itu? Suara Aurel.

   Mendengar suara Aurel, sontak saja kedua laki-laki itu langsung menoleh ke samping dan mendapati mobil Aurel yang melintas di sebelah mereka.

   Disana ada Aurel dengan wajah yang berseri. Aurel juga melambaikan tangannya dan tersenyum bahagia.

   Jeremy dan Rico yang masih kaget pun hanya diam.

   Setelah mobil Aurel menjauh, barulah mereka sadar. Bahkan kini mereka tidak berjalan lagi, mereka terhenti karena teriakan Aurel yang tiba-tiba.

   "Ah, tadi itu Aurel?" tanya Rico menatap lurus mobil Aurel yang semakin menjauh.

   "Ka-kayaknya sih... Iya?"

   "Sumpah! Gue kaget, asli," ucap Rico.

   "Gue juga. Tapi dia bilang..."

   "See you Jeremy and Rico! Be careful," Ujar Jeremy dan Rico bersamaan.

   Rico tertawa begitupun Jeremy.

   "Berarti dia khawatirin kita. Pengen ketemu kita lagi," ucap Rico.

   Jeremy mengernyit kesal. Dia lupa jika Aurel tadi juga menyelipkan nama Rico saat mengatakan sampai bertemu.

   Ingin rasanya Jeremy berteriak membalas pesan Aurel dengan mengatakan untuk tidak menyelipkan nama Rico lagi.

-Aurel dan Jeremy-

Motor Jeremy berhenti di depan rumah Rico. Malam semakin larut. Beruntung Jeremy membawa motornya dengan sangat cepat. Jadi, dalam waktu 3 menit mereka sudah tiba di rumah Rico.

   Rico turun dari mobil lalu mengusap wajahnya dan setelahnya menepuk punggung Jeremy dua kali.

   "Thanks ya! Buat jalan-jalan malamnya. Titip salam buat Aurel. Gue masuk dulu," ucap Rico.

   "Iya," ucap Jeremy.

   Setelah Rico masuk ke dalam rumah, Jeremy melajukan motornya ke arah rumahnya. Jeremy mengernyit bingung melihat lampu yang menyala di ruang tengah.

   "Bukannya udah pada tidur, ya? Kok lampunya nyala? Masa iya sih nyala sendiri?" tanya Jeremy merasa bingung.

   Jeremy memarkirkan motornya lalu turun dari motornya. Mengambil kunci motor dan membuka pintu utama perlahan. Jeremy dikejutkan dengan keberadaan Mamanya yang sedang duduk di sofa.

   "Darimana?" tanya Mama Jeremy.

   Tatapan matanya tajam. Terlebih lagi tangan yang terlipat di depan dada. Itu berarti Mama Jeremy sedang marah.

Aurel & Jeremy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang