"Kesedihan terbesarku adalah aku harus kehilanganmu."
-A&J-"Nggak di angkat juga?"
Jeremy menggeleng pelan. Kemudian, dirasakannya usapan pada kepalanya, sangat lembut. Jeremy merasa bersalah pada orang di depannya.
"Maafin Jeremy," ujar Jeremy menyesal.
"Kakak nggak salah kok. Ini namanya takdir. Takdir antara Aurel dan Jeremy. Dimana kakak dan Aurel hanya bisa bersama sebatas sahabat," ujar Mama Jeremy.
Mama duduk di sebelah Putranya. Ia tahu Jeremy tengah bersedih dan merasa bersalah. Ia tahu itu.
"Jujur, Mama kecewa sama kakak. Kenapa kakak sakitin Aurel yang sudah mau bertahan sama kakak? Mau terima semua kekurangan kakak? Tapi, ini masalah hati. Mama nggak bisa bantu kakak disaat seperti ini. Yang bisa Mama lakuin cuman nyemangatin kakak."
Jeremy mengangguk pelan, ia menyesal. Sangat menyesal. Ia tahu dirinya salah besar.
"Apa nggak ada kesempatan lagi buat dapetin Aurel, Ma?"
"Waktu itu Tuhan sudah berikan kesempatan buat kakak bahagiain Aurel. Tapi, kakak sia-siain itu. Kakak malah pilih orang lain dan buat Aurel sedih."
Jeremy memukul kepalanya sendiri. "Bego. Cowok bego lo, Jer!" makinya.
"Kakak nggak boleh ngomong gitu," ujar Mama menatap Jeremy tajam.
"Mama nggak pernah loh ngajarin kakak buat ngomong kata-kata kayak tadi," ujar Mama memperingati.
Jeremy menghembuskan nafas lelah. Ia mengacak rambutnya asal. Dia harus apa sekarang? Dirinya telah kehilangan sosok Aurel.
-A&J-
"Kakak pernah nggak patah hati?"
Mendengar pertanyaan itu, Cika lantas menoleh menatap adiknya. Mereka sedang berada di dalam kamar. Dengan Aurel yang duduk di atas tempat tidur dan Jesika yang mencari charger handphone.
"Kamu patah hati?" tanya Cika sambil meng-chas handphone-nya.
"Aurel nggak patah hati kak. Cuman tanya doang kok."
Cika mendekati Aurel dan duduk di sebelahnya. "Kalau nggak patah hati, terus kenapa wajah kamu gitu?" tanya Cika dengan alis bertaut.
"Memangnya wajah aku kenapa kak?" tanya Aurel tidak mengerti.
Cika terkekeh pelan. "Kelihatan banget loh kalau kamu lagi sedih karena patah hati," ujarnya.
Aurel menghembuskan nafas kasar. Ia beranjak dari tempat tidur dan mengambil handphone-nya. Melirik Jesika sekilas untuk bertanya.
"Mama mana?" tanya Aurel.
"Lagi pergi belanja sama teman-temannya."
"Aku mau pergi dulu kak."
"Kemana?"
Tanpa berbalik Aurel menjawab, "Rumah Aldi."
-A&J-
Sore ini Jeremy berada di rumah Rico. Karena orangtua Rico sedang tidak dirumah, Jeremy menjadikan rumah Rico sebagai tempat untuk kumpul dengan teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurel & Jeremy ✔
Romansa[A&J First Story] Masa-masa paling indah yaitu masa dimana kita beranjak remaja dan duduk memakai seragam putih abu-abu. Disitulah kisah kita yang sebenarnya akan dimulai. Kisah persahabatan, kekeluargaan, percintaan. Semuanya berada dalam masa-masa...