@gibran.exselo
Apus! Atau gue samperin lo sekarang!!Mendapat balasan dari Gibran. Aku terlonjak bangun dari tidur di lantai depan televisi ruang tamu, bukan terlonjak karena kaget atau takut, tetapi karena dapat ancaman dari Gibran.
Sungguh itu membahagiakan hatiku.
"Iiyes! Akhirnya kita ketemuan!"
Gak nyangka sih Gibran rela malam-malam keluar cuman buat hapus postingan yang baru saja terkirim 15 menit lalu.
Kelakuan tempramental dia benar-benar buat aku sampai geleng-geleng kepala dan tersenyum sendiri kayak gini.
By the way, anak rumahan kayak Gibran memangnya boleh keluar rumah malam-malam ya? Dia kan bisa dikategorikan anak manja, anak mageran, anak Mama?
Lagi pula mana mungkin dia diizinin keluar rumah sama orang tuanya. Gibran itukan seperti anak kucing anggora yang terus dikadangin. Makanya kalau keluar sikapnya seperti itu, mudah marah, dan merasa asing sama keramaian.
Aku kembali mengetik membalas komentar Gibran di sana.
@naomiiban.
Gak mau. Samperin aja klo berani :) aku tunggu di warteg depan pangkalan ojek ya!Aku tergelak tawa, kamu sekarang kalah Gibran. Siapa suruh tadi kamu ninggalin aku gitu saja naik angkot.
Aku gak akan takut sama ancaman manusia. Jadi aku kasih tahu deh tempat dan lokasi untuk pertemuan kita berdua nanti.
Aku beranjak masuk ke kamar, memamerkan hati senangku di depan cermin dengan bersenandung, bernyanyi sesuka hatiku. Kuharap suaraku ini bisa dinikmati siapapun yang mendengarkannya di luar.
Aku sediakan baju yang benar-benar pantas untuk kukenakan malam ini.
Dress? Gaun? Ah itu berlebihan. "Ini cocok buat aku lebih feminim lagi."
Aku taru baju itu di atas kasur. Aku tinggalkan keluar menuju kamar mandi.
Yaps, sehabis pulang sekolah aku memang belum mandi. Malas rasanya kalau pulang sekolah langsung mandi. Kan enakan istirahat dulu, ngadem di depan kipas, menghilangkan keringat.
Setelah selesai semua, aku tetap membuat konser di kamar mandi menuju kamar, dapur, di atas genting benerin anteneu televisi sejenak.
"Udah bagus kan Mah?!"
"Udah!"
Habis itu aku lanjut masuk sambil menyanyikan lagu oppa-oppa tanpa lirik yang jelas. Yang penting nadanya aja deh sama.
"Nao! Mulutmu Ibu lakban ya!" teriak Ibu begitu menggelegar dari ruang tamu ke kamar aku.
Tetapi saja aku mengabaikan suara gema Ica. Itulah nama Ibuku yang kini sedang ribut sendiri di ruang tamu, menonton acara drama Indonesia seraya ikut menghujatnya di sana.
"Dibilang juga apa, nurut sama suami. Dosa kalau ngelawan."
Aku mendengus di kamar, sibuk pada tataan rambutku di depan cermin rias hingga terlihat rapih dan cantik. Menututku.
Aku memejamkan mata menikmati suasana hati juga suaraku hingga menempuh nada tertinggi, aku berhasil melampauinya, di ambang pintu.
"Astagfirullah!! Sakit." Rintihku mengusap telingaku kayaknya bakalan merah banget nih.
"Gak ada kata ampun. Ibu teriak gak didenger!"
"Iya, maaf Nao lagi gembira."
Ibu pun mengakhiri jewerannya di telingaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex Status
Teen Fiction[Republished] #3 in romanceschool [21-4-22 | 30-06-24] Percaya deh, mantan bakalan balik ke tangan kita lagi. Walaupun banyak bencana yang menghampiri. Aku nggak akan takut! Karena jika Tuhan mengkehendakinya Dia untuk aku. Mereka bisa apa? Takdir...