33 : Lagu Doraemon.

784 36 14
                                    

Exan, membuka pintu ruang pertemuan dia dengan Rival yang sudah dijanjikan awal-awal.

"Rival mana?"

Rendy yang sedang duduk seorang diri, menopang kaki sambil melempar-lempar kunci di tangan. Hanya menyahuti dengan tenang.

"Pulang dulu nganterin Naomi."

"Nganterin Naomi? Lah, bukannya Naomi sama Gibran?"

"Gue gak liat Gibran daritadi."

Exan menyipit, benaknya tak yakin dengan ucapan Rendy barusan.

"Exaaaannn, main yuk!"

"Babon, lu ampun ngalah ngapa ngalah, sakit badan gue!" ricau Raihan, badanya terjepit di pojok pintu akibat Galih yang datang langsung nyerobot masuk menghantam mereka.

"Gue mah pasrah aja udah. Malesin." Putus asa Ciko, hanya memeluk sisi pintu tanpa perlawanan.

"Eh, kebetulan ada kalian. Gue minta tolong dong. Pinjem motor, siapa yang bawa motor?"

"Galih," unjuk Raihan, Ciko bersaman.

Padahal mereka juga bawa motor.

"Mau kemana, beb?"

"Ayok ikut gue,"

"Aih, beb. Jangan begini nariknya. Tar gue keplanting."

Galih berbalik badan, sudah sempurna, gantian dia yang narik Exan. "Ayok beb! Oiya, Sis. Titip hp gue ya. Jan lu apa-apain."

"Apaan tuh Sis?! Lu kata gue emak-emak olshop."

"Pegang nih! Alerghi gue megangnya."

Raihan menaruh hp Galih ke pangkuan Ciko, dan Ciko malah replek melemparnya ke lantai.

"Kok lu buang si anjirrr. Rusak!" Raihan berjongkok, guna memungut hp Galih.

"Kalau lu alerghi apalagi gue..."

"Geblek, mati hpanya kan lu!"

Ciko ikut berjongkok memeriksa keadaan hp Galih sambil terkekeh, karna ulahnya hp Galih beneran tidak menyala.

Rendy, yang duduk di ujung meja, sekadar memperhatikan tingkah Adek kelasnya itu. Sesekali ia memijit batang hidungnya, pusing lihat kelakuan mereka.

Melebihi anak kecil.

"Coba lu tepok-tepok layarnya, terus tekan lagi dah tuh tombol powernya." Ucap Rendy tetap di kursinya.

"Nyala?"

"Ya lu coba dulu bego, mana gue tau bakalan nyala apa kagak kalau gak lu coba!"

Ciko mengangguk, ia pun melakukan seperti yang diperintahkan Rendy. Alhasil, Ciko bersorak 'magic' setelah dilakukan, hp Galih benar-benar nyala kembali.

"Gile, gak salah si engkoh nerima lu kerja di konternya ya Ren. Keahlian lu udah keliatan sebelum lulus."

"Gak ngaruh geblek. Itu mah kebetulan aja,"

"Eh, Cik. Ada yang nelepon." Heboh Raihan, ia langsung mengangkatnya tanpa ia lihat dulu siapa yang nelepon di sana.

"Ha---"

"Gal, tolongin gue dong, Gal!"

"Nao?! Lu kenapa??"

"Nao?" gumam Ciko, replek menarik benda pipih yang menempel di telinga Raihan, ia pindahkan ke telinganya.

"Nao?! Ini gue Ciko! Ada apa?"

Rendy di kursi, menaung tanya di benaknya ketika nama Naomi disebut oleh mereka. Rendy segera mengechek handphone, menuju letak chat, lalu mengetik isyarat ke salah satu temannya.

Ex StatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang