Hari kedua. Masih sama.
"Gibran, gimana urusan kita,"
"Apa?" datar Gibran usai menghela nafas panjang membawa segelas teh hangat pesanan Bu Desi, guru yang sedang mengajar di ruangannya pagi ini.
"Hubungan kita??"
"Hubungan kita, ya putus."
"Katanya-"
"Udahlah! Gak penting pacaran juga."
Gibran berjalan lebih panjang langkahnya dari Naomi menuju kelas, Naomi di sana gak bisa bicara lagi selain terdiam, menyatakan hari ini dia gagal membujuk Gibran.
Naomi terpaksa harus berbalik arah setelah melihat punggung lelaki itu semakin jauh untuk diraih.
*****
Tring!! Tring!!
Kelas IPA pulang lebih dulu dari kelas IPS. Biasanya kelas IPS selalu paling dulu bubar, gak bisa melebihi jam pulang semenit pun. Mereka pasti meminta buru-buru selesai.
Lagipula, sekarang gak ada yang berani melakuian itu. Karena satu kelas sedang mengadakan sidang dadakan.
Gara-gara ada masalah saling tuding mencontek. Dan tentu, masalah itu jatuh pada Nao dengan salah seorang teman sebarisannya yang duduk di depan dia, Kelly.
"Bu saya gak nyontek. Saya cuman nanya, suwerr Bu."
Nao mengacungkan dua jari ke udara, begitu yakin apa yang dia lakuan gak pernah salah.
"Nanya apa kau! Masa nanya minta jawabanya juga," gertak Kelly berlogar ke Medan-Medanan.
"Yakan biar yakin Kelly kalau jawabnnya itu sama kayak lu jelasin caranya! Siapa tau aja lu bohong."
"Halah, kau ini banyak alasan!"
Brak!
"Eh sapah tuh yang marah. Eh! Sapah tuh, ehh.. Maap Bu.."
"Saya yang marah. Kenapa?!"
Guru matematika, Bu Lisa namanya. Mengarahkan tatapan tajamnya ke siswa yang menyahuti di sana.
"Maap Bu, saya latah."
"Latah kok bilang-bilang,"
"Lah kali Ibu lupa," balasnya Iwan, siswa satu-satu yang latah sejak lahir, gen dari Mamanya.
"Diam kamu!"
Iwan mulai terdiam merapatkan bibirnya, tak menyautinya lagi.
"Nao! Kamu udah tau gak bisa. Kenapa gak belajar!" sentak Buk Lisa guru matematika paling killer kedua di kelas selain Buk Nunung.
"Belajar juga tetep aja Bu. Gak ngerti."
"Ya minta tolong sama yang pinteran! Susah banget!" Bu Lisa mengoceh sambil mengeprak meja kembali.
Di sana Iwan di bekap teman sebangkunya. Agar latahannya tak jadi omelan Buk Lisa lagi.
"Maaf Bu.,"
"Maaf.. Maaf.." Sahutnya.
"Kali ini nilai kamu bener-bener gak normal tau gak. Emang tiap hari kamu gak pernah normal sih nilainya. Ditambah lagi ini! Apa-apaan ini nilai 0,2. Ibu masih baik hati ya di tambahin angka dua di belakang enol."

KAMU SEDANG MEMBACA
Ex Status
Teen Fiction[Republished] #3 in romanceschool [21-4-22 | 30-06-24] Percaya deh, mantan bakalan balik ke tangan kita lagi. Walaupun banyak bencana yang menghampiri. Aku nggak akan takut! Karena jika Tuhan mengkehendakinya Dia untuk aku. Mereka bisa apa? Takdir...