Siang itu, kampus terasa ramai. Nata melangkahkan kakinya dengan santai menyusuri jalan menuju parkiran. Tangannya ditepuk - tepukan ke badannya selagi dia mendengarkan lagu kesukaannya. Tak lama kemudian hpnya terasa bergetar.
Brian : Bang, jemput dong bang
Nata mulai mempercepat langkahnya dan berbelok menuju gedung fakultas Brian yang terletak didekat gedungnya.
"Bang Nata!" Sapa Brian sambil menuruni tangga menuju tempat Nata berdiri.
"Tumben banget minta dijemput?" Tanya Nata sambil memasukan kabel headsetnya ke dalam tas. "Ga pulang sama Reyna?"
"Dih, Reyna masa mau pulang sama gue lagi. Semenjak ketemu bang Reno, dia jadi... ya gitu lah! Yuk bang!"
Mereka berdua memutuskan untuk singgah ke cafe didekat kos an untuk sekedar ngopi bersama. Ditengah menunggu kopinya untuk datang, Brian meraih ranselnya yang ada dibawah meja dan mulai mengeluarkan laptopnya.
"Bang gimana sidangnya?" Tanya Brian sambil menyesap latte hangatnya. Nata mengalihkan pandangannya yang daritadi tertuju ke hpnya.
"Lancar, minggu depan abang sidang akhir. Jangan lupa bawain bunga sama cewe cantik ya." Jawabnya sambil bercanda.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bunga bangkai sama yang beracun mau nggak bang?" Timpal Brian datar. Lalu mulai mengetikkan jemarinya di keyboard laptopnya.
"Kamu tuh Bri.."
"Abang sih, banyak mau! Lagian mau bawa cewe cantik siapa coba? Si Tavisha?"
"Kok panggilnya ga pake kak sih?"
"Ga kenal bang. Gapapa kan?" Nata hanya terdiam lalu meminum kopinya yang mulai dingin. "Sesuka itu ya abang sama dia?"
"Kalo ga suka ya ga bakal abang jagain, Bri." Jawabnya lalu meletakan cangkirnya kembali ke atas meja.
"Eh iya! Abang ga cerita tau waktu itu abang ngapain aja pas malem - malem ngikutin dia! Cerita dong bang!" Nata mulai melipat tangannya diatas meja, bersiap untuk bercerita.
"Begitu abang masuk ke tempat itu! Jebret! Abang malah ngobrol - ngobrol sama penjaga bar disitu! Tau ga sih, cewe dia.." Brian mulai melirik abangnya heran.
"Cewe bang?" Tanya Brian. Lalu Nata mengangguk mengiyakan.
"Lucu Bri, tapi galak!"
"Terus?"
"Ya abang kerjain lah dia!"
"Kok bisa bang?" Nata membenarkan posisi duduknya lalu kembali melipat tangannya diatas meja.
"Jadi kan Icha sama temen - temennya mau jalan ke arah kita. Jadilah abang minta tempat buat sembunyi. Kan' apes gitu kalo Icha tau kalo abang disitu. Terus dia narik abang ke dalem semacam locker room gitu!"