Devano Daniel Ananta

2.3K 116 0
                                    

Biasa dipanggil Daniel. Cocok dengan sebutan 'body security tapi hati hello kitty' karena kegemarannya terhadap kucing yang hampir berlebihan. Tubuhnya bisa dibilang lumayan besar jika dibandingkan dengan teman - temannya. Dada nya yang lebar membuat penampilannya terlihat lebih manly, sampai - sampai cewe kampus menyebutnya 'sender-able'. Daniel banyak digilai cewe di kampusnya, bahkan anak dari pemilik kos sebelah pernah menaruh hati padanya dan berakhir mengirimkan susu untuk Daniel minum setiap pagi.

Pagi itu, Daniel sudah jongkok didekat pintu masuk kos untuk memberi makan kucing - kucingnya. Reno mengucek matanya yang baru saja bangun sambil berjalan gontai menuju ruang tamu. Lalu dikejutkan oleh sosok besar Daniel yang jongkok didekat pintu.

"Tai, lo pagi - pagi udah bikin gue jantungan. Gimana? Anaknya masih utuh?" Tanya Reno.

"Ya, masih utuh lah bego. Siapa mau makan anak kucing? Lap dulu tuh iler! Netes!"

"Ya sapa tau udah diambil sama Cepi terus dihamilin gitu." Jawab Reno sambil membawa nama kucing jantan milik tetangga yang terkenal suka bawa kucing betina ke rumahnya. Daniel beranjak dan kembali masuk ke rumah setelah mencium aroma makanan yang datang dari dapur.

"Asek, dimasakin nih pagi - pagi sama si neng. Jangan lupa gue lauknya dobel ya!" Cetus Reno yang menemukan sosok Ayana di dapur.

"Kalo mau makan dobel tuh, bayar uang kosnya cepet kek." Jawab Ayana ketus. Daniel berjalan mendekati wastafel untuk mencuci tangannya yang baru saja memberi makan dan mengelus kucing - kucingnya didepan.

"Mau dibantu?" Daniel meraih piring - piring kotor bekas yang berserakan di dekat kompor, mencucinya satu persatu.

"Yah, ngerepotin." Ayana bercanda di tengah aktivitasnya membalik ikan yang ada diatas panci di depannya. Dia mengenakan apron merah muda yang biasanya dia pakai Nata saat masak buat anak kos lainnya, rambutnya dikuncir asal - asalan, lengan sweater peach yang ia kenakan di gulung rapi.

Jujur, Daniel merasa seperti melihat pemandangan yang akan sering ia lihat jika sudah menikah kelak, tentunya dengan Ayana sebagai istrinya nanti. Tapi sayangnya sangat sulit buat Daniel untuk mencuri perhatian Ayana yang misterius itu.

Ayana Nandana Nugroho, anak pemilik kos yang paling cantik, menurut Daniel. Anak kos lainnya juga menganggap Ayana cantik, tapi heran kenapa dari semua orang, yang punya nyali untuk mendekati Ayana hanya Reno seorang.

Daniel membantu Ayana menata makanan diatas meja. Disambut dengan Reno yang hampir ketiduran diatas meja. Satu persatu anak kos mulai turun setelah mendengar panggilan sarapan yang dikumandangkan oleh Ayana.

"Aduh mami Ayana sama papi Niel, pagi - pagi rajin banget bikin sarapan." Ejek Javas dari bawah tangga.

"Apaan sih mami papi, Vas. Ayana kan' milik gue seorang. Ay lauknya mana?" Jawab Reno.

"Ay Ay palalu, enak aja manggil anak orang! Ay ini sambelnya dimana ya? Aa' gaenak nih kalo gaada yang pedes - pedes." Sahut Kaivan yang bingung mencari dimana piringnya berada.

"Yaelah sama aja lu pantat wajan!"

"Bang, belom bayar tagihan bulan kemarin?" Tanya Ayana pelan.

"Mampus lo, Gausa dikasih makan aja tuh orang macem Kiplan!" Sambar Bian yang akhirnya menertawakan Kaivan.

"Engga, bercanda kok bang. Eh? Yang lain mana?" Lalu yang lain cuman celingukan melihat beberapa kursi yang masih kosong. Daniel beranjak dari duduknya lalu berjalan menaiki tangga.

"Ih papi peka banget." Ejek Javas ( maklum ya Javas orangnya emang hobi nyinyirin orang ). Daniel berjalan memasuki satu persatu kamar adik - adiknya yang belum bangun. Memang, di kos an Daniel ada beberapa anak sekolahan. Setelah berhasil membangunkan Rama dan Raka, Daniel memasuki kamar sebelah, anehnya cuma Dewa yang ada diatas kasur.

"Brian mana?" Tanya Daniel sambil menarik pelan selimut Dewa.

"Keluar tadi bang, mau lari pagi katanya. Bentar ya bang, aku sarapannya nanti aja. Tapi kalo Abang mau bawain kekamar gapapa.." Daniel beranjak dari kasur dan memukul pantat Dewa yang masih molor diatas kasur lalu keluar kamar.

"BANG KOK DITABOK SIH?"

Daniel menemui sosok Brian yang sudah duduk di meja makan, menikmati sarapannya sambil masih menggunakan kaosnya yang sudah berlumuran keringat.

"Ini Abang Brian abis lari pagi nih! Tapi sayangnya yang di beliin susu cuman Ayana..." sindir Kaivan.

"Bang, bang Niel mah gabisa dinyinyir in, orang tiap pagi dapet susu dari pintu sebelah, ea." Jawab Raka. Daniel langsung melanjutkan aktivitas sarapannya tanpa berani melihat ke arah Ayana yang dari tadi di godai karena susu pemberian Brian.

"Bang, mandi duluan ya." Brian segera beranjak dari duduknya dan berlari menuju halaman belakang untuk mengambil handuk di jemuran. Sebelum berhasil memasuki kamar mandi, Daniel berdiri dari duduknya.

"Habis makan, cuci piringnya. Gapake nanti - nanti." Ucap Daniel datar.

"Eh gausa, mandi aja dulu, Bri. Bau banget kamu." Sahut Ayana yang sudah berdiri didepan cucian piring.

"Yauda sini aku bantuin." Brian kembali meletakan handuknya didekat kamar mandi dan berjalan menuju Ayana.

"Stop! Keringet kamu bau. Biar aku aja!" Tolak Ayana, lagi.

"Aduh Ay, kamu tuh jadi orang baik banget. Cocok sih kalo nikah sama aku ntar." Cetus Reno yang sudah ada didepan kamar mandi. "Gue mandi duluan ya!"

Dear name | 101Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang