"Siapa ya?" Tanya Daniel sambil berjalan mendekat.
"Eh anaknya bu besar ya?" Sahut Kiplan dari depan teras.
"Bu besar?" Malaikat gue, eh maksudnya Ayana mulai kelihatan bingung. "Aku cuman disuruh nganterin ini buat makan malem.." lanjutnya sambil mengangkat kantong plastik yang ada ditangannya.
"Eh ada sokap nih? Kok ga disuruh masuk?" Bang Javas melangkahkan kakinya keluar sambil mengomel. "Ayana?! Masuk - masuk! Cewe cantik kok kalian biarin gini sih?" Tak lama kemudian Javas dengan santainya menggiring Ayana masuk ke dalam rumah.
"Eh? Siapa?" Tanya Rama ke arah Daniel begitu melihat Ayana masuk ke dalam rumah.
"Ini aku disuruh mama nganterin makanan soalnya mama ga jadi mampir." Terang Ayana begitu menata barang bawaannya diatas meja.
"Ini anaknya ibu kos kawan - kawan. Yang sopan dikit kek, masa ada orangnya lo semua nanyain ini siapa?" Sahut bang Javas. Dibalas dengan reaksi anak - anak yang ber-oh ria.
"Ih percuma dong bang Nata masak banyak gini?" Kata Rama yang heran melihat makanan yang dibawa Ayana.
"Ada apa nih ribut - ribut?" Suara Dewa terdengar dari lantai bawa. "Eh lo?" Tak lama kemudian muncul sosoknya di ujung dapur ditemani Brian dan Rangga yang berdiri dibelakangnya.
"Ayana? Ngapain kesini?" Kayanya Rangga udah kenal sama Ayana. Wah gue kecolongan start sama ini bocah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Nganterin makanan, Rang." Jawab Ayana halus.
"Lo Ayana yang ketua sekbid itu kan?" Tanya Dewa yang jalan mendekati Ayana.
"Iya, kenapa?"
"Kok lo disini?!"
"Sst, pelanin suaranya dong, Wa. Lo kayak toa balai desa aja." Sahut Nata yang membereskan peralatan masaknya. "Anaknya ibu besar, eh ibu kos." Gue mendadak malu denger Nata keceplosan didepan Ayana.
"Oh, ngapain kesini?" Tanya Dewa lagi.
"Ah banyak tanya lo kaya pembantu baru aja, Wa. Nanti aja interviewnya! Ini makanan ga di tata apa?" Protes Daniel yang akhirnya meletakan raket listriknya lalu membantu Ayana yang mulai membuka bungkus makanan didepannya.
Semua anggota rumah otomatis mengikuti haluan Daniel dan mulai menata makanan diatas meja. Dan seperti biasa, Bang Bian siap siaga menjauhkan gue dan Kiplan dari meja makan. Gue juga gatau kenapa...
Beberapa saat kemudian, meja makan sudah rapi dan siap dihuni. Ayana mulai mengemasi barangnya lalu mencuci tangannya.
"Aku pamit ya, semua." Suaranya yang manis mengucapkan kata - kata perpisahan.
"Eh kok pulang? Ikut makan dong, Ayana." Jawab bang Bian sambil senyum - senyum ga jelas. Jangan - jangan pedofil ini orang ya?
"Engga, om. Makanannya dihabisin ya!" Sumpah, seisi ruang makan langsung ketawa begitu mendengar jawaban Ayana. Termasuk gue yang sekarang hampir terjungkal dari kursi tempat gue berada. Ada - ada aja ini cewe!