Di tengah keramaian, Dewa sibuk menyelipkan dirinya di antara kumpulan manusia yang berkumpul di depan rak dipojok supermarket. Mencoba mencocokkan apa yang dipajang dengan apa yang perlu dia beli.
"Beli seperlunya aja, Wa." Kata Nata mengingatkan di belakang sambil setia menjaga shopping cart nya. Lalu terlihat Daniel yang datang dengan berbagai macam makanan kucing di pelukannya dan meletakannya ke dalam shopping cart. Mau tak mau Nata harus menatanya agar tak tercampur dengan makanan manusia.
"Kalo gini jangan dijadiin satu, harus dipisah. Lo mau bang Bian ngomel - ngomel kalo makanannya bau amis semua?" Keresahannya makin bertambah begitu menemukan beberapa sabun dan peralatan kebersihan lainnya yang tercampur di dalam.
"Bang, Icha doyan brownies nggak?" Nata menatap Daniel heran.
"Nggak tau, coba tanya aja sama Rangga. Emang kenapa?" Tanyanya heran. Dilihatnya Daniel yang sibuk membaca bungkus tepung instan ditangannya.
"Mau bantuin gue nggak? Kan nanti hasilnya bisa kita bagi bang! Hehe." Jawabnya sambil menyodorkan bungkus tepung brownies instan nya. Nata cuman bisa pasrah dan menuruti apa kemauan Daniel yang sudah kembali hilang di antara rak - rak dan tumpukan belanjaan.
"Lah? Ini kita udah di anggep kucing ya sama bang Dani?" Tanya Rangga yang kaget melihat tumpukan makanan kucing di hadapannya. Nata mengangkat kedua bahunya.
"Siap - siap aja lo Rang. Siapa tau nanti dia bikin salad sarden buat kita." Rangga cuman bisa menggidikkan tubuhnya begitu membayangkan perkataan Nata. Tak lama kemudian Daniel kembali, dengan keranjang penuh camilan menggantung di lengannya.
"Nah ini si Rangga! Rang kakak lo doyan brownies nggak?" Tanya Daniel begitu melihat kehadiran Rangga di belakang Nata.
"Icha mah apa aja dimakan. Kecuali yang busuk sama kadaluwarsa, eh dia pernah kok makan permen kadaluwarsa." Daniel cuman mengangguk angguk begitu mendengar jawaban Rangga. Sementara Nata terkekeh pelan setelah mendengar omongan adik pacarnya. Lalu terlihat sosok Dewa yang tampak kelelahan kembali ke arah mereka.
"Udah udah! Gue mau cari sandal." Katanya sambil ngos - ngosan lalu menyalurkan daftar belanjaannya ke Rangga.
"Anjir ini sama aja kita mau pindah rumah. Ngapain beli selimut baru?!" Protes Rangga begitu membaca secarik kertas yang ada ditangannya. Sementara Daniel cuman mengangkat bahu.
Pulang belanja, sesuai rencana mereka mampir ke pet shop. Nurunin anak - anak Daniel sekaligus nungguin Nata pacaran bentar sama si mbak. Mereka yang gabut memutuskan untuk beli sate di depan pet shop sambil sesekali gangguin pasangan yang lewat goncengan naik motor.
"Kurang seret mbak kurang sereetttt." Teriak Dewa disela menyendok lontongnya. Sementara yang lain cuman bisa ketawa.
"Eh buset boleh juga itu motornya." Kata Rangga begitu melihat sebuah motor sport hitam ngebut di depan mereka.
"Ayana doyan tuh kalo dibonceng naik gituan, wkwkwk." Timpal Dewa dan sukses membuat Daniel mengalihkan perhatiannya.
"Lah? Enakan motor gue kali. Yang gitu kursinya gak nyaman!!" Sahutnya membela diri.
"Dih gak percaya tanya tuh sama bang Aidan dia waktu sekolah suka bengong ngelihatin apaan setiap pulang sekolah.."
"Emang apa?" Tanya Daniel yang mulai penasaran dengan kebiasaan pacarnya yang agak misterius itu.
"Yaelah kalo itu mah bukan Ayana doang! Kakak gue juga demen ngelihatin si Arka tiap keluar gerbang! Mana suara motornya sangar banget gitu kan, gue aja deg - deg an." Sahut Rangga yang sudah menghabiskan isi piringnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear name | 101
General FictionAn alternate universe story. Pure berisikan kumpulan cerita penuh kearifan lokal. Cast : yours truly, 101