Seminggu kemudian, Ethan datang bersama keluarganya, melamarku secara resmi. Ia membawa serta ayahnya, kakak perempuannya, bersama suami dan anak laki-lakinya yang berumur lima tahun. Ibunya sudah meninggal tujuh tahun yang lalu. Ethan benar-benar persis seperti ayahnya, dalam versi muda dan lebih tinggi.
Mereka menanyakan mahar apa yang kuinginkan, aku menjawab emas. Mereka bertanya lagi, seberapa banyak. Kujawab, seperangkat perhiasan saja. Bagi pengusaha kaya seperti Ethan, itu sama sekali tidak memberatkannya, kan?
Acara lamaran berlangsung lancar, kami sepakat pernikahan akan dilangsungkan tujuh minggu dari sekarang. Mama menjelaskan secara singkat tentang tradisi pernikahan di Indonesia. Ethan mendengarkan dengan baik dan mengangguk paham. Ia juga berkata bahwa kami tidak perlu pusing memikirkan persiapan pernikahan kami, ia akan membayar seseorang untuk mengurusnya. Kami hanya perlu menyampaikan apa yang kami inginkan padanya.
Mereka pulang pukul lima sore. Emily—kakak perempuan Ethan—memeluk dan mengecup pipiku sebelum pulang. Ia tidak mengatakan apapun, hanya tersenyum hangat padaku. Aku membalas, memberikan senyuman terbaikku. Sementara Ethan hanya diam saja memperhatikan kami. Mata birunya terlihat cemerlang di bawah cahaya matahari sore.
KAMU SEDANG MEMBACA
Karla
RomanceWarning! 18+ Tolong, pilihlah bacaan dengan bijak Part 33, 35, dan beberapa part berikutnya mungkin akan ada yang di-private. Silakan follow dulu. Bagaimana jika orang yang kamu cintai memintamu untuk menikah? Bukan, bukan dengannya, jangan senang d...