"Nandar."
"Apa?"
"Aku mau jadi penghafal Alquran."
"Itu akan sangat sulit."
"Aku tahu. Makanya juz 30 saja."
"Kenapa tiba-tiba?"
"Ceritanya panjang."
"Jangan cerita."
"Berapa peluangku?"
"Estimasi?"
"Tiga puluh hari."
"Indonesia-Malaysia."
Aku tertegun. Semudah itukah Nandar melihat peluangku? Indonesia dan Malaysia bertetangga. Ras dan bahasa masih satu rumpun. Skill sepakbola sebelas dua belas. Sering ketemu di final, dan selalu Indonesia yang kalah. Itu berarti, dalam pandangan Nandar, aku dengan penghafal Alquran sangat dekat. Kenyataan ini membuat semangatku semakin berkobar. It's possible!
"Tunggu dulu. Aku bilang apa tadi?" Nandar tiba-tiba bertanya.
"Indonesia-Malaysia." Jawabku.
Nandar terkekeh lalu mengangkat tangan,
"Ralat. Yang betul Indonesia-Pantai Gading."

KAMU SEDANG MEMBACA
[30] Hari Untuk Cahaya
Spiritual[Selesai] "Nandar." "Apa?" "Aku mau jadi penghafal Alquran." "Itu akan sangat sulit." "Aku tahu. Makanya juz 30 saja." "Kenapa tiba-tiba?" "Ceritanya panjang." "Jangan cerita." "Berapa peluangku?" "Estimasi?" "Tiga puluh hari." Ini kisah anak SMA in...