13. Pengisian Daya Ponsel

2.3K 163 0
                                    

♕♕♕

Katty mengulurkan tangannya dan mengangkat sedikit dagunya dengan angkuh.

"Perkenalkan, Kathrine Albern, sulung dari keluarga Albern!" Katanya dengan bangganya.

Peter menatap tangan dan wajah katty secara bergantian kemudian tanpa menyambut uluran tangan katty, Peter memundurkan tubuhnya yang sempat condong kemudian tersenyum ke arah katty.

Katty yang merasa uluran tangannya tak di sambut hanya bisa mendehemkan tenggorokannya dan menarik tangannya perlahan.

Katty merasa canggung.

Ia merasa tidak nyaman di tatap dengan tatapan aneh oleh peter.

"Sekarang bolehkan aku memperkenalkan diriku nona manis?"
Peter kembali mencondongkan tubuhnya kedepan.

"Namaku peter, just peter"

Katty menatap heran ke arah peter.

"Kau bisa memanggilku peter, peth atau apapun sesukamu"

"Di belakang namaku di bubuhi nama dari keturunan keluargaku, aku yakin kau sudah tahu nama belakangku"

"Tak ada yang istimewa pada diriku, aku hanya punya wajah tampan yang diwariskan dari orang tuaku, dan sedikit uang hasil dari perusahaan yang ku bangun dengan jerih payahku sendiri"

"Setiap orang yang mengenalku selalu berkata betapa beruntungnya diriku karena terlahir dari kedua orang tua yang mempunyai nama besar"

Peter mengakhiri kalimatnya dengan seringaian. Ia puas mendapati wajah pucat lawan bicaranya.

Katty menatap peter dengan tatapan sinis.

"Sepertinya kau sangat terharu mendengar kisahku kath" ucap peter sambil berdiri dan berjalan menjauh dari arah katty.

Katty hanya bisa mendengus kesal dan mengumpat peter dalam hatinya.

Peter kembali dari dalam dan membawa 2 gelas minuman.

Katty terlihat sedang menjejerkan beberapa ponsel dan menginstall kan  game yang akan ia coba.

Peter mengikuti cara duduk katty, mereka tidak duduk di sofa melainkan di karpet dengan kaki sofa sebagai sandarannya.

Peter meletakkan teh yang ia bawa dengan pelan dan mendudukkan dirinya tepat di hadapan katty.

Peter tak mengusik katty yang sibuk sama sekali, ia hanya diam sambil menatap katty yang terus berbicara kecil sambil memainkan game di ponsel.

Peter tak menyadari jika hanya memandang katty yang sibuk pun dapat membuat bibirnya tertarik menjadi sebuah senyuman.

"Aku tahu aku cantik, tapi bisakah kau tidak terus-menerus menatapku?" Kata katty tanpa mengalihkan perhatiannya pada game di ponselnya.

Peter menghela nafas pelan dan menumpu dagunya di tangan, "sepertinya tidak bisa" sahutnya masih dengan menatap katty.

"Bukankah kau tadi ingin membantuku?"

KATH ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang