24. teman...

2K 154 1
                                        

♕♕♕

Peter berjalan melangkahkan kakinya ke kantor sesampainya di ruangannya ia mendapati shawn duduk di sofanya sambil memainkan game di ponselnya.

"Morning" sapa shawn dengan iringan senyum cerahnya.

Peter menatapnya datar tanpa menjawab sapaan shawn.

"Ku dengar malam tadi kau pergi ke club" ucap shawn sambil berdiri tepat di depan meja kerja peter.

"Pergilah, jangan membuatku tambah pusing!" Gertaknya pelan pada sepupunya tersebut.

"Salah satu intern tak masuk hari ini"

Peter menatap shawn dengan jengkel.

"Tidak usah memperjelasnya, aku tahu kau mengetahuinya, berhentilah mengatakan hal yang no sense di depanku!"

Shawn mengerutkan dahinya, "mengapa kau marah! Aku hanya mengatakan apa yang aku lihat, aku sempat lewat di ruang-"

Peter berdiri dan mendorong-dorong kecil tubuh shawn agar keluar dari ruangannya, "pergi! Sana pergi!"

Shawn pun hanya tertawa melihat reaksi peter yang menurutnya sangat berlebihan.

Bianca menatap shawn yang terkekeh setelah di dorong oleh peter dari ruangannya.

"Apa yang terjadi?" Bianca bertanya.

"Peter sepertinya kesal karena salah satu intern berhenti"

Bianca menatap pintu ruangan peter, "sepertinya dia sangat memikirkannya" sahut bianca.

"Kau pasti sedih" ucap shawn tiba-tiba.

Bianca menatap ke arah shawn dengan tatapan tanya, "tentu saja aku sedih, temanku seperti itu aku juga ikut merasakan kesedihannya" sahut bianca dengan tenang.

"Teman?"

Bianca diam.

"Aku tidak yakin kau hanya menganggap peter sebagai teman bi, kau bisa membohongi Peter mengenai perasaan mu karena Peter bodoh itu tidak menyadarinya, tapi kau tidak bisa membodohiku" ucap shawn sambil tertawa miris.

Bianca tersenyum lirih, "sebenarnya ada yang lebih bodoh dari peth, shawn"

Shawn menatap lekat bianca, "ya, kau benar, banyak yang lebih bodoh dari pada peter"

Lalu shawn pun berjalan menjauh dari meja bianca.

***

Peter masih memperhatikan surat dari katty yang sempat ia pungut dari tempat sampah ruangannya.

Peter menatap lekat setiap kata yang katty tuliskan di surat tersebut.

Seketika, rasa bersalah itu muncul kepermukaan lagi.

Peter melipat surat tersebut dan mengusap kasar wajahnya.

Ia sangat gusar hingga memutuskan harus ke club kemarin malam.

Ditambah kedatangan shawn yang membawa kabar jika Katty sudah tak lagi masuk bekerja membuatnya semakin tertekan.

"Apa yang harus ku lakukan!"

Peter berfikir sejenak dan sesaat menjentikkan jarinya, sebuah ide datang ke kepalanya.

Peter berdiri dan berjalan bergegas keluar ruangannya.

Ia menghampiri bianca di mejanya, "batalkan semua janji rapat jika ada hari ini, aku akan pergi"

"Baiklah, hati-hati" ucap bianca yang melihat peter seperti tergesa-gesa.

KATH ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang