Beberapa minggu telah berjalan dengan lancar di Hogwarts, aku cukup beradaptasi dengan beberapa guru baru disini.
Dan kau tahu? Aku menyukai pelajaran Teknologi Muggle, tentu saja, karena aku pasti SANGAT ahli dalam hal tersebut. Mr. Arthur Wilson(dia tidak ingin dipanggil professor karena katanya dia tidak mengajar hal berbau sihir) mengajar kami dengan baik. Katanya, pelajaran Muggle dan teknologi Muggle diadakan supaya jika saja ada beberapa lulusan hogwarts yang akan menikahi muggle, atau bekerja di dunia muggle, mereka tidak akan kebingungan saat melihat barang barang muggle.
Beberapa pertemuan, Mr. Wilson telah mengajarkan cara menggunakan laptop-oh yea- aku ahlinya.
Dan sekarang semua murid tahun kedelapan kecanduan main laptop-,-
Yang menyebalkan adalah... fakta bahwa Mr. Wilson memberi mereka GAME yang telah menjadi sumber candu laptop di kalangan murid hogwarts ini.
Sekarang, Mr. Wilson tidak mengajar. Murid laki laki memainkan permainan di laptop di atas meja, berteriak sekonyol mungkin. Ugh.
Well, karena penasaran, akhirnya aku memperhatikan dari belakang kerumunan. Oh, ada Malfoy. Dan Hannah juga memperhatikan mereka di sampingku.
Oh, jadi mereka memainkan sebuah permainan horor, dimana jumpscares menjadi sesuatu yang 'menarik' bagi mereka. Aku jarang memainkan permainan horor, jadi, aku menonton saja.
Keadaan hening, Dean Thomas, yang mengendalikan permainan, serius menatap laptopnya. Murid lain di sekelilingnya memperhatikan layar laptop yang sedang dimainkan Dean.
Sosok yang dihindari muncul dengan teriakan menakutkan sekaligus mengerikan, anak laki laki berteriak seru, bahkan akupun terkejut. Untungnya, aku tidak berteriak, melainkan hanya terpelotot dan sedikit tersentak. Tiada angin tiada badai, saat terkejut, Malfoy segera menggenggam tanganku.
Aku benar benar terkejut. Itu baru namanya 'jumpscare'
Lalu, ditengah keributan, Malfoy mengucap sesuatu yang tidak dapat kudengar. Oh, kuharap aku mendengar apa yang dia katakan.
MALFOYYY KENAPA KAU MELAKUKAN INIIIH?!
Hannah memperhatikan aku dan Malfoy, berkata, "kalian sedang apa?" Sambil tersenyum sumringah.
Malfoy melepas tangannya dan menghadap ke laptop. Aku memandang Hannah dengan tatapan sok tidak tahu.
"Apa?" Kataku.
Hannah hanya tersenyum lebar.
Oh, terserah.
Aku tidak peduli.
Lalalallala.
Kuuuu tak peduliii
.
Akhir akhir ini, aku mulai berteman dekat dengan Astoria Greengrass, setahun dibawahku, seorang Slytherin, adik dari Daphne Greengrass, dan dia baik.
Aku juga berteman dengan Pansy, setidaknya tidak saling membenci. Atau mungkin hanya saling berpura pura baik dan masih saling membenci. Dia masih menyebalkan, kau tahu. Makin menjadi. ya, walaupun kadang dia bisa menjadi teman yang baik. Tapi, aku benci dia. Dia menyebalkan.
Ditambah lagi, dia suka sekali mencari perhatian laki laki, ugh, menjijikan.
Sepertinya Malfoy menyukai Astoria. Waw.
Bahkan aku mengejek Malfoy dengan nama Astoria.
"Aku tidak menyukai Astoria... lagi." Katanya mengecilkan suara saat mengatakan kata terakhir.
"Ooow jadi begitu," kataku.
Suatu hari, aku dan Astoria sedang duduk di perpustakaan dan dia berkata,
KAMU SEDANG MEMBACA
That Unwanted Feeling (Completed)
FanfictionShe wants to move But she just doesn't know how. . Bagaimana perasaanmu kalau kau mencintai seseorang tapi kau terlalu segan untuk mengakuinya bahkan kepada dirimu sendiri? Begitulah perasaanku. Kata siapa aku menginginkan perasaan ini? . "You...