Lihatlah hogwarts setelah perang, seperti bangunan kuno hancur tak terawat.
Namun sekarang Hogwarts telah diperbaiki, secara material. Aku tidak tahu kalau saja situasi di Hogwarts juga bisa diperbaiki.
Maksudku, bahkan lambaian tongkat tidak dapat mengembalikan nyawa mereka, kerabat terdekat, teman, serta orang tersayang yang wafat di medan perang, baik di tim Hogwarts maupun di tim Voldemort.
Aku ingin tahu apa yang ada di pikiran si botak pesek itu sehingga ia tega memulai perang dan mengubah keadaan 180° dalam sekejap.
Aku melihat Fred dan George, dan sekali berkedip, aku hanya melihat George.
Aku melihat Prof. Dumbledore berdiri di aula, dan sekali kedip, ia menghilang.
Aku melihat Tonks memamerkan cincinnya dengan Prof. Lupin merangkul bahunya, dan sekali kedip, mereka hilang.
Dan,
Aku melihat Malfoy tertawa mengejek Harry, dalam sekejap, ia hanya tertunduk atau menatap kosong ke depan.
Aku melihat bangunan Hogwarts yang disinari matahari yang cerah juga gelak tawa murid, dalam sekejap, yang kulihat hanya tangis akan kepergian seseorang.
Perubahan, perubahan,
Perubahan di sana, perubahan di sini,
Perubahan di mana mana.
Hal bagus perubahan kali ini menyatakan akhir dari kekejaman Voldemort.
Sayangnya perubahan itu memerlukan korban.
Tapi, aku siap untuk memulai lagi hidupku dengan situasi yang berbeda, aku siap.
Tidak akan ada lagi yang mengurangi poin dari Gryffindor jika kami berbuat salah. Tidak akan ada ocehan menusuk dari Prof. Snape.
Keadaan sudah berbeda.
.
Setelah bersiap untuk makan malam, aku mengajak Ginny untuk pergi ke aula.
"Aku rindu Fred," ujar Ginny.
"Aku turut bersedih, Gin,"
"Rumah tidak seramai ketika ada beliau."
"Yeah,"
Aku dan Ginny duduk di meja Gryffindor. Kami berbincang sebentar lalu makanan bermunculan.
"Ehem, perhatian, semuanya," suara familiar itu menggantikan Prof. Dumbledore.
"Selamat datang, murid ajaran baru,"
"Dan selamat datang kembali kalian semua," sambungnya.
"Prof. Mcgonagall," bisik Ginny lebih kepada dirinya sendiri.
"Prof. Dumbledore dan Prof. Snape sudah pergi jadi akulah yang akan bertanggung jawab sekarang,"
Bisik bisik memenuhi aula besar.
"Kalian harus mulai membiasakan diri dengan semua ini setelah apa yang terjadi," Ujarnya.
"Tidak banyak yang bisa kukatakan karena aku sendiri masih merenung, dan bagi kalian murid baru, mari mulai acara sorting. "
Setelah pemilihan asrama selesai, kami mengahbiskan makan malam lagi berkumpul di ruang rekreasi Gryffindor.
Beberapa murid baru belum mengetahui perang yang terjadi jadi senior mereka termasuk aku menceritakan kepada mereka semua kisahnya.
"Lalu dimana sekarang Harry Potter?"
"Dan Ron Weasley?"
"Prof. Snape itu siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
That Unwanted Feeling (Completed)
FanfictionShe wants to move But she just doesn't know how. . Bagaimana perasaanmu kalau kau mencintai seseorang tapi kau terlalu segan untuk mengakuinya bahkan kepada dirimu sendiri? Begitulah perasaanku. Kata siapa aku menginginkan perasaan ini? . "You...