buket bunga

452 51 8
                                    

Satu bulan sudah kulalui di asrama kementerian, empat minggu yang melelahkan.

Itu mungkin pertama dan terakhir kalinya Draco mengirimiku surat. Dia tidak pernah mengirim surat lagi setelah itu sampai sekarang, tidak tahu bagaimana satu bulan kedepan nanti.

Dan, ya, kuakui, aku merindukannya dalam setiap malam sebelum kutidur, setiap pagi ketika aku bangun, dan dalam tiap-tiap hal yang mengingatkanku padanya. Tapi mungkin itu rencana tuhan supaya aku lebih mudah berpaling darinya.

.

Dua hari yang lalu, aku meminta tolong Elle untuk mengirimkanku beberapa buku-buku di apartemen. Bagian dari diriku berharap Draco-lah yang mengirimkannya karena aku rindu mac and cheese-nya. Tidak, aku tidak rindu mac n cheese-nya, aku rindu dirinya. Kuharap dia menyelipkan surat yang dia tulis sepenuh hati untukku.

Seharusnya paketku sudah sampai hari ini, jadi pada pukul 9 malam, aku keluar asrama untuk pergi ke tempat pengambilan paket. Tidak ramai disana, tapi aku tidak sendiri.

Aku tidak mengantri untuk waktu yang lama, hanya beberapa menit saja, lalu aku berada di barisan terdepan.

"Atas nama Hermione Granger," aku memberitahu bapak yang menjaga buku paket.

"Hermione...Hermione..." Bapak itu mencari namaku diantara banyak nama, jarinya berhenti di satu tempat, namaku.

"Silahkan tanda tangan disini," beliau memberikanku pena yang di pegangnya lalu melesat ke ruangan gelap di belakangnya, mungkin mencari paketku. Bapak itu keluar dengan menggendong kardus besar yang terlihat berat.

"Memangnya kau minta dibawakan batu? Berat sekali, tuhan," gerutunya sambil meletakkan kardus itu di atas meja.

Aku menyengir tertawa, "Terima kasih, pak," dan menyambar kardusku yang ternyata memang berat. Barusaja hendak berbalik badan, bapak tersebut memanggil namaku.

"Tunggu, Hermione, masih ada satu lagi titipan untukmu," lalu dia masuk kembali ke ruangan gelap tadi, membuatku bingung akan benda yang dibawanya,

Sebuah buket bunga.

"Apakah...kau yakin ini untukku?"

"Tertulis disini, teruntuk Hermione Granger," beliau menunjukkan kartu yang tergantung di buket.

Tambah pusing kepalaku ketika melihat buket yang indah itu. Buket bunga berwarna putih dan berbau wangi,

Darinya kah?

Aku menggendong kardus dan bunga tersebut lalu berjalan ke asrama sendirian. Hampir saja jantungku copot ketika seseorang melompat di sebelahku.

"Hermione!" Serunya.

"Oh, tuhan, untung saja bawaanku tidak jatuh," aku berhenti untuk menarik napas.

"Lucas?"

"Yap,"

Lucas adalah teman sekelasku, kebanyakan pelajaran yang kami pilih sama, jadi aku cukup sering bertemu dengannya.

Lucas berpostur sedang, tingginya agak lebih dariku, rambutnya coklat keemasan dengan bintik coklat di sekitar hidungnya, freckles; bibirnya merah muda tipis, senyumnya manis.

"Sedang apa kau disini?" Kataku sambil lanjut berjalan, dia mengikuti.

"Firasatku kuat bahwa kau membutuhkan pertolongan,"

Aku hanya diam.

"Sekarang, biarkan aku menjadi manusia yang berguna bagi bangsa dan negara," Lucas menjulurkan tangannya, memberikan bantuan.

That Unwanted Feeling (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang