Aku hanya bisa mengangkat bahu tanda tidak tahu ingin menjawab apa.
"Jadi, Jac, bagaimana kalian bisa bertemu?" adalah pertanyaan pertamaku.
"Kami satu tempat kerja, jadi, ya, begitulah," katanya sambil tersipu sedikit.
"Masa? Karena kami pun begitu," aku menatap Lucas yang juga menatapku.
"Oh, wow, sungguh memiliki pacar di tempat kerja pasti sangat menyenangkan," sambung Draco.
Tidak bisa bohong, percakapan antara aku dan Draco sangat mendasar dan tidak menggambarkan kami.
.
Selesai makan malam, aku diantar pulang oleh Lucas.
Saat aku keluar dari restoran dan masuk ke mobil, Lucas tidak langsung menghidupkan mesinnya. Dia diam untuk beberapa saat, dan aku hanya mengutak atik tasku untuk menyibukkan diri. Aku tahu dia sedang mencari kata yang tepat untuk menanyakannya, jadi aku hanya akan mempersiapkan diri dan mentalku.
Seperti yang sudah kuduga,
"Jadi..." Lucas membersihkan tenggorokannya. "Umm..."
Baiklah.
"...pacar?"
Aku tertunduk sebentar, menggigit bibir, tidak tahu harus menjawab apa.
Mungkin aku harus jujur dengannya, dan mungkin itu akan mengakhiri komunikasi kami, dia akan marah padaku dan tidak pernah bahkan berpikiran untuk menoleh ke arahku. Tapi tak apa, aku katakan saja pada Draco bahwa malam itu ia langsung mencampakkanku dengan alasan yang kubuat-buat.
Aku menghembuskan nafas.
Aku tidak boleh memanfaatkannya, 'kan?
"Lucas, aku..." aku mengangkat kepala untuk melihat wajahnya.
"Hmm?" ia mengangkat alisnya.
"Sebelumnya aku sangat meminta maaf," kataku kembali menunduk.
"Oh, untuk apa? Kau tidak melakukan kesalahan apapun, jangan merasa bersalah, Hermione," Lucas memegang bahuku, berusaha menenangkan.
"Kau bisa saja mengatakan itu, karena kau belum mendengar satu pun ceritaku,"
"Maka ceritakanlah,"
Aku menoleh untuk melihat wajahnya sekali lagi, wajah indah yang tidak seharusnya kumanfaatkan.
Jadi aku mulai bercerita, sesekali sambil menggosok-gosok jemariku, menyibukkan diri. Tidak ada sekalipun Lucas menginterupsi ceritaku, dan tidak ada sekalipun aku berani melihat manik matanya.
"Dan aku berakhir disini, bersamamu," aku menyandarkan tubuhku ke kursi mobil dengan kepalaku menghadap ke arahnya, melihat reaksinya.
Lucas dengan mata yang tidak berkedip, ekspresi yang jelas sangat terkejut, memegangi dagunya, mengangguk-angguk, mencoba menarik kesimpulan. "Jadi aku hanya 'pacar palsu'mu?" tanyanya.
"Lucas, maafkan aku,"
Dia diam. Aku pun diam.
Keheningan ini menggerogoti batinku, meninggalkan rasa bersalah yang sangat mendalam, aku tidak pernah memikirkan konsekuensi ini.
"Maaf," Lucas hanya diam.
"Lucas, aku..."
"Sst...biarkan aku berpikir,"
Aku diam. Dia diam lagi.
Suara jalanan, orang yang berjalan di pinggir jalan, dan bunyi di restoran terasa sangat mencekam, saat itulah aku belajar bahwa kesunyian adalah bunyi yang paling nyaring yang bisa kau dengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Unwanted Feeling (Completed)
FanfictionShe wants to move But she just doesn't know how. . Bagaimana perasaanmu kalau kau mencintai seseorang tapi kau terlalu segan untuk mengakuinya bahkan kepada dirimu sendiri? Begitulah perasaanku. Kata siapa aku menginginkan perasaan ini? . "You...