The hell, Malfoy?!

1.7K 187 4
                                    

"Argh, perutku sakit sekali." Malfoy memegangi perutnya.

"bab sana!" usirku.

"BAB tidak,  ya?" Ujarnya terlihat berpikir.

"Ya, kau akan pergi BAB, dan itu perintah dariku,"

Malfoy memandang keatas, mengangguk kecil lalu setengah berdiri.

"baiklah, " Ia berjalan ke arah Prof. Mcgonagall dan meminta izin lalu berjalan ke luar sambil melihat ke arahku.

"semangat," bisikku sambil mengacungkan jempol saat ia tersenyum padaku.

.

"Ayo main!" tantangnya untuk kesekian kalinya setelah aku mengajarkannya permainan tic tac toe dari dunia Muggle.

"Yang kalah harus TOD!" Seruku.

"TOD?" tanya Malfoy.

Aku memukul jidat, mengingat Malfoy bukanlah Harry.

"Truth or Dare, kau pilih salah satu, dan aku akan memberi pertanyaan ataupun perintah apapun yang aku mau,"

"Mm, oh, okay,"

Dan aku menang, juga untuk kesekian kalinya.

"Yeay! Truth or Dare?" tanyaku.

"mmm, Truth!" serunya.

"Siapa perempuan yang paling kau benci atau tidak suka di ruangan ini?"

"Umm, Lavender Brown karena dia terlalu berlebihan, dan....  Parkinson, tapi terkadang dia lucu, dan terkadang sangat menyebalkan,"

"yeah, aku juga kurang suka Parkinson," kataku sedikit berbohong.

.

"Hermione... " Panggil Jenna Ricks.

"Ya?"

"darimana asal usul Lacewing Flies? " tanya Jenna.

"Umm, kau baca saja halaman... 149, ya, 149." kataku sambil membuka buku.

"Okay, terima kasih,"

"anytime,"

"Aku ingin duduk disampingmu," ujar Jenna.

"Well, yang perlu kau lakukan hanya menempelkan bokongmu ke kursi, dan, Wallaa, kau sudah duduk di sampingku." kataku sambil menepuk nepuk kursi Malfoy yang tidak diduduki karena ia meloyor ke bangku Nott.

"Malfoy tidak memperbolehkan," kata Jenna.

"Bilang saja kau minta tukar tempat duduk untuk pelajaran ini saja,"

"Sudah kukatakan dan ia tetap pada keputusannya,"

"Tidak kau tanyakan kenapa?"

"Kutanyakan dan dijawabnya, katanya ia tidak mau pindah karena ingin disampingmu supaya bisa mencontek,"

"Huhh dasar bocah itu,"

Jenna tertawa.

"Yasudahlah, terima kasih, ya,  nanti kalau aku tidak tahu aku akan bertanya lagi padamu."

"Tentu,"

.

Aku sedang sendirian bersama pikiranku yang berkonsentrasi pada isi buku saat suaranya memecahkan kesunyian di perpustakaan.

"Granger, " sapanya lalu duduk di sebelahku.

"Hm, " Ujarku.

Baiklah, aku menganggapnya teman, oke?

That Unwanted Feeling (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang