After the War

2K 242 15
                                    

Perang telah berakhir.

Malfoy sempat menolong kami-bukan menolong-maksudku, setidaknya, dia tidak menjerumuskan kami lebih dalam saat kami berada di Malfoy Manor.

Aku yakin dia tahu kalau itu Harry tapi dia tidak mau mengakuinya.

Sungguh, aku berterima kasih atas itu.

Juga, pada tahun keenam,

Aku bisa melihat betapa tertekannya Malfoy.

Aku jadi prihatin.

Oh, jangan lupa saat itu!

Saat Mrs.Malfoy berbohong pada Voldemort bahwa Harry telah mati padahal sebenarnya ia masih hidup.

Aku tahu Mrs. Malfoy melakukan itu semata hanya karena ia ingin anaknya selamat di kastil. Tapi, tentu, ia bisa saja mengatakan Harry masih hidup dan meminta Voldemort untuk melepaskannya dan Malfoy pergi.

Lalu,

Ingat waktu itu?

Waktu Voldemort meminta Malfoy untuk maju?

Aku melihatnya.

Aku melihat matanya.

Tersirat keraguan dan kegelisahan di mata abu-abu itu.

Ia maju.

Meski ragu-ragu,

Ia maju.

Jika tidak ada orang tuanya yang menyuruhnya,

Aku yakin ia pasti menetap,

Tidak peduli semarah apa Voldemort kepadanya,

Tidak peduli seberapa besar resiko ia akan terbunuh jika ia menetap.

Ia pasti menyayangi orangtuanya.

Aku dapat melihat itu.

Mungkin ia seorang pecundang, tapi ia tidak punya pilihan selain menuruti kata orangtuanya.

.
.
.
Setelah perang, Harry, Ron dan Luna mengikuti Auror Training.

Mereka tidak melanjutkan tahun kedelapan.

Mengingat betapa terkenalnya kami usai perang itu,

Bahkan sampai ke dunia Muggle!

Aku bisa saja bekerja di kementerian,

Tapi kurasa aku ingin menuntaskan pendidikan sihirku dulu.

Jadi, disinilah aku.

Berdiri di King's Cross, bersiap siap menuju platform 9 3/4.

Aku akan melanjutkan tahun kedelapan!

Meski Harry dan Ron tidak menemaniku, Ginny ada untukku. Dan Luna ikut sampai di stasiun. Ingin melihat Hogwarts Express lagi, katanya.

walaupun Ginny berada satu tahun di bawahku, well setidaknya kami berada di asrama yang sama.

Oh, aku lupa. Aku tinggal di The Burrow untuk beberapa waktu sampai aku menemukan orangtuaku dan memodifikasi ingatan mereka.

Jadi aku kesini bersama Ginny, menunggu Luna yang 'katanya' lagi di jalan.

Nah, itu dia.

"Loon!" Ginny melambaikan tangannya kepada perempuan berpakaian ngejreng yang terlihat dari kejauhan.

"Hai!" Luna menghampiri kami.

"Maaf menunggu lama, ayahku sedang sakit beberapa hari ini, kuharap ia akan sembuh. Aku menyerahkan ayah pada Mrs. Hann." Jelasnya.

That Unwanted Feeling (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang