Segalanya berubah semenjak aku menjadi siswi pertukaran pelajar.
Hampir segalanya.
Seperti, aku tidak bergaul dengan Ginny, Hester dan Pansy sesering yang dulu.
Terkadang aku lalu lalang sendirian di koridor sekolah.
Terkadang aku bolak balik dari asrama kami ke kantor untuk mengurus kepergian kami.
Terkadang aku tidak bisa menikmati akhir pekanku lantaran ada pertemuan pertukaran pelajar di pinggir danau, di perpustakaan, atau di aula besar.
Terkadang aku ingin menangis memikirkan rumitnya perkara pertukaran pelajar ini.
Dan aku rindu duduk di sebelah Draco.
Aku rindu berbicara dengannya.
Aku rindu bercerita dengannya.
Aku rindu dia bercerita denganku.
Aku rindu ceritanya.
Aku rindu memainkan game di laptop dengannya.
Aku rindu bermain tic tac toe bersamanya.
Aku rindu bercanda ria dengannya.
Aku rindu mengejekinya.
Aku rindu diejek olehnya.
Aku rindu ejekannya.
Aku rindu sapaan selamat paginya.
Aku rindu bau gel rambutnya.
Aku rindu melihat jaket kesayangannya.
Aku rindu telapak tangannya yang mengajak tos setiap kali kami bertemu.
Aku rindu senyumannya.
Aku rindu suaranya.
Aku rindu tawanya.
Aku rindu tangannya yang akan menepuk-nepuk punggungku kalau dia sedang tertawa.
Aku rindu dia mengajariku dalam beberapa hal.
Aku rindu mengajarinya.
Aku rindu kegaduhannya.
Aku rindu omong kosongnya.
Aku rindu memandanginya.
Aku rindu memarahinya karena hal bodoh yang ia lakukan.
Aku rindu mengabaikan dunia saat sedang bersamanya, bahkan di kelas.
Sekali lagi, aku rindu bau gel rambutnya.
Aku sadar ini berlebihan, tapi aku rindu ketampanannya.
Aku rindu akan wajahnya.
Aku rindu akan sapaannya.
Aku rindu pertolongannya.
Aku rindu menolongnya.
Aku rindu menonton film dengannya, walaupun beramai ramai sekelas.
Aku rindu melakukan kerja kelompok dengannya.
Aku
Merindukannya.
Dengan segenap hatiku, aku membuat pernyataan ini
Aku merindukan Draco.
Persetan dengan logika, aku merindukannya.
Kupikir semakin aku jauh darinya, semakin menghilang perasaan ini,
Tapi tidak.
Secara teknis, aku hanya bisa bersamanya di kelas, seperti benar-benar bersamanya, jadi hanya itu yang bisa benar-benar kurindukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Unwanted Feeling (Completed)
Fiksi PenggemarShe wants to move But she just doesn't know how. . Bagaimana perasaanmu kalau kau mencintai seseorang tapi kau terlalu segan untuk mengakuinya bahkan kepada dirimu sendiri? Begitulah perasaanku. Kata siapa aku menginginkan perasaan ini? . "You...