jarak

452 54 8
                                    

Hari-hari selanjutnya, Draco mulai jarang mengunjungiku, begitu pula aku. Bukannya aku mau memutus komunikasi atau apa, aku hanya menjaga jarak. Demi kebaikanku, demi kebaikannya juga. Ya, aku cukup tahu diri mengingat masing-masing dari kami sudah memiliki seseorang yang lebih penting. Walaupun aku tidak bisa bohong kalau jauh di lubuk hatiku masih ada keinginanku untuk memilikinya.

Mengenai itu, Lucas selalu berhasil membuatku tertawa, dia laki-laki yang sangat baik. Aku tidak ingin menyakiti hatinya seandainya aku tidak bisa berpaling kepada Draco, jadi aku juga berusaha sekuat tenaga.

.

Besok adalah malam film, aku agak kewalahan memikirkan hal ini padahal biasanya aku sangat menantikan ritual yang satu ini. Sebisa mungkin aku tidak melakukan kontak dengan Draco. Aku tahu, itu cara yang salah untuk berpaling. Tapi aku sudah coba cara yang benar, dan tidak ada hasil.

-besok juga giliran Draco memilih film.

Malam ini aku memasak kue untuk besok kami makan, entah dia akan datang ataupun tidak, tapi setidaknya harus ada persiapan.

Aku tengah menakar tepung saat Lucas menelepon.

Aku mengangkat dan meletakkan ponsel di telingaku.

"Oh, hai, sayang,"

"Hai, tuan putri,"

"Ada apa?"

"Tidak ada, hanya ingin mengecek keadaan pacar cantikku,"

"Oh, Lucas, aku... seperti biasa,"

"Kau sibuk?"

"Tidak, hanya sedikit berberes,"

Aku tahu. Aku membohonginya. Aku hanya tidak ingin menyakiti hatinya, oke? Aku tahu ini salah, tapi ini demi yang terbaik.

"Oh, kalau begitu mungkin..."

"Tidak, tidak, aku tidak terganggu, bagaimana denganmu? Bagaimana harimu? Apakah berjalan lancar?"

Lucas tadinya akan memutus telepon tapi kemudian membatalkan niatnya.

"Um, jadi tadi seorang teman barusaja membayar hutang yang sudah lama kurelakan-saking lamanya ia tidak membayar-..."

"Uh huh," Aku mendengarkan sambil mengaduk adonan.

"Tidak banyak, tapi kupikir pantas untuk dirayakan," Ujarnya.

"Well, kurasa aku harus bilang selamat?"

"Ahahah, ya, kau harus, dan, oleh karena itu, kupikir aku akan mengajakmu makan malam, besok? Kalau kau kosong?"

Aku agak tersipu mendengar ini, "Apa saja untuk pangeranku," entah dia menyadarinya atau tidak, aku menunduk ala tuan putri.

Lucas tertawa kecil, "Baiklah, tuan putri, kujemput kau di depan pintu apartemenmu pukul 7, oke?"

"Baik yang mulia," Aku tersenyum.

"Oke, kurasa kau harus tidur, ini sudah larut malam, Hermione,"

"Hah? Ya, tentu, hanya sedikit sentuhan lagi dan apartemenku akan terlihat menakjubkan,"

"Mau kutemani? Aku sedang tidak melakukan apapun saat ini, kau bisa berberes sambil bercerita denganku, aku bahkan bisa menemanimu hingga kau tertidur."

Lihat kenapa aku tidak ingin menyakitinya? Maksudku, aku sangat menyayanginya, dia sangat baik, namun aku belum bisa mencintainya selayaknya aku mencintai Draco.

Dan dari semuanya di dunia, yang paling aku inginkan saat ini adalah menyelamatkan Lucas dariku. Dia tidak bisa dan tidak pantas menanggung semua ini.

That Unwanted Feeling (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang