Typo bertebaran~~
Happy reading :)
•••
Umji membuka matanya menemukan dirinya berada diruangan yang serba putih. Tangannya terpasang infus dan kini dia sudah tidak memakai seragam olah raga namun berganti menjadi baju bewarna biru muda.
Oke, Umji tau sekarang dia ada dimana.
Umji menggerakkan tubuhnya dan memcoba duduk. Ternyata apa yang dilakukannya membuat semua orang diruangan ini mengalihkan perhatiannya ke Umji. Umji mengubah posisinya menjadi duduk dan tentu saja langsung dibantu yang lain.
"Aku kumat lagi ya?" Umji tersenyum canggung menatap teman- temannya yang tampak khawatir.
"Umji, maafkan kami karena tidak bisa menjagamu" Sowon menundukan wajahnya tidak ingin menatap Umji. Teman- temannya yang lain juga melakukan hal yang sama. Bahkan dia bisa melihat Yuju yang mulai menangis.
Ayah Umji berdiri dan tersenyum melihat teman- teman putrinya yang sangat perhatian. "Sudah, ini bukan kesalahan kalian, lagi pula ini hanya karena Umji kelupaan minum obat jadi dia kumat"
Umji menatap ayahnya dengan pandangan bersalah, "maaf Appa, Eomma, aku tadi lupa minum obat karena buru- buru. Dan juga aku lupa memasukkan obat kedalam tasku. Aku baru menyadarinya waktu membuka tas untuk mencari baju olah raga. Kufikir aku akan baik- baik saja jika tak minum obat sehari saja" jelas Umji
Irene tersenyum menatap putrinya, "tak apa, lebih baik kau istirahat. Kalian temani Umji ya? Aku dan suamiku akan berbicara dengan dokter dan mencari makan untuk kalian. Kalian sangat mengenaskan dengan wajah yang kelaparan" Irene tersenyum menghibur dan tentu saja mereka langsung tersenyum. Setelah itu Suho dan Irene keluar dari kamar.
Yuju dan yang lain menatap pintu yang tertutup lalu menoleh ke Umji. "Kau sudah baikan Omuji?"
Umji mengangguk dua kali, "ya, kurasa aku lebih baik"
"Bagus, lain kali jangan lupa minum obat dan bawa obatmu kemana- mana. Jaga juga kesehatanmu, dan makan makanan yang bergizi!" Sowon menasehati Umji dengan kepala yang mengelus surai Umji.
Lalu tiba- tiba pintu terbuka dan datanglah teman- teman sekelas Umji. Langsung saja ruangan yang tadinya sangat nyaman dan bersih menjadi sesak karena memuat hampir 20 orang.
Sohye langsung memeluk Umji dan menangis, tentu saja. Sohye yang menyaksikan Umji kesakitan dan yang memegang tubuh Umji jadi dia melihat sakitnya Umji. Lagipula mereka lebih dekat setelah satu tim.
"Hohoho uri Omuji cepat sembuh lalu kembali sekolah. Kau tau kelas kita mendapat banyak voucher makan restoran mahal secara gratis tau?!" Hanbin tersenyum menatap Umji lalu mengeluarkan banyak kertas voucher dari tasnya.
"Kau tau Umji, untuk setiap pemenang diberikan hadiah, piala, dan voucher makan gratis untuk satu kelas. Kita memenangkan banyak lomba, dance, menyanyi, memanah dan lari. Jadi kita punya empat kali makan gratis. Huh tim sepak bola kita kalah, ini semua karena Daniel! Jika kita menang voucher kita akan bertambah juga."
Daniel melirik Hanbin tak suka, "kenapa gara- gara aku Kim?"
"Kau tadi malah bunuh diri! Bagaimana sih, masa tidak ingat gawang lawan dan malah memasukkan kegawang milik kita." Hanbin mempelototkan matanya ke Daniel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can You Love Me?✔
Fanfiction[Belum Direvisi!] Dingin. Satu kata yang menggambarkan seorang Min Yoongi atau Suga. Hatinya sudah mati untuk bisa merasakan apa yang dinamakan cinta. Ia hanya tau jika cinta itu menyakitkan, meskipun sadar ia telah menyakiti hati orang lain karena...