Typo bertebaran~~
Happy reading :)
•••
Umji meletakkan beberapa piring di meja makan dengan hati-hati. Ia berdecak senang saat berhasil memasak menu yang selama ini dia coba—namun selalu gagal, dan sekarang ia berhasil menghidangkannya di meja makan dengan sempurna.
Bunyi ketukan sepatu yang berasal dari lantai dua terdengar. Bunyi itu seirama membuat Umji mendongak, menatap Suaminya yang sudah rapi dengan kemeja putih yang terpasang ditubuhnya.
"Pagi" sapa Umji dengan Senyum manisnya. Pria yang sudah menikahinya beberapa bulan yang lalu itu membalas sapaan Umji dengan Gummy smilenya yang mampu membuat siapapun akan terpesona melihatnya.
"Kau masak apa?" tanya Suga setelah terduduk di kursi miliknya.
"Bisa kau lihat kan?" jawab Umji masih tersenyum namun dengan nada jutek. Suga meringis, akhir- akhir ini sikap Umji yang jutek sering keluar dan Suga tidak merasa melakukan kesalahan apapun. Seperti baru saja, ia hanya bertanya apa menu yang disiapkan istrinya, meskipun ia sudah tau apa yang dimasak Umji. Tapi inikan hanya basa- basi agar pagi ini tidak hening.
Meskipun ia sedikit kesal dengan sikap Umji yang akhir- akhir ini aneh, tapi dia selalu mencoba bersabar menghadapi istrinya. Bagaimanapun ia tidak akan membuat Umji marah kepadanya.
"Kau tau kan aku tidak suka kerang?" tanya Suga dengan nada yang lirih, takut menyinggung Umji.
"Tapi bisakah kau makan masakanku? Kau tau, aku membuat makanan ini sangat sulit dan harus mencoba berkali- kali karena selalu gagal! Dan lihat, bahkan kau tidak menghargai apa yang ku buat!" pekik Umji tiba-tiba membuat Suga terkejut bukan main. Bahkan beberapa pelayan keluar dari dapur karena mendengar pekikan majikan mereka dan menyangka kedua pasangan suami istri itu bertengkar.
Suga menghela nafas masih mencoba bersabar, "baiklah aku akan memakannya"
"Tidak usah! jika nanti kau memuntahkan kerang itu aku akan lebih sakit hati" sahut Umji dengan tajam. Suga kembali menghela nafasnya karena wanita itu plin plan.
"Hoekk!" Suga terkejut saat melihat Umji menahan muntahannya. Umji langsung berdiri dan lari ke kamar mandi. Suga tak tinggal diam, dia mengikuti Umji yang memuntahkan isi perutnya ke westafel.
"Kau kenapa?" tanya Suga dengan nada yang khawatir. Akhir- akhir ini selain bersikap aneh Umji sering mengeluh sakit. Entah kepalanya pusing, tubuhnya sakit semua, bahkan sampai mual seperti saat ini. Tapi Umji selalu menolak jika Suga akan memanggil dokter.
"Aku akan panggil dokter, tidak ada penolakan!" ujar Suga dengan tegas saat memapah Umji menuju kamar mereka. Wanita berumur 25 tahun itu hanya berguman tidak jelas, tampak sangat lemas berada di dekapan suaminya.
Beberapa saat kemudian seorang dokter datang memeriksa keadaan Umji. Dokter perempuan itu memeriksa beberapa bagian tubuh Umji.
"Kau akhir- akhir ini sering mual? Mood berubah- ubah?" tanya Dokter itu.
"Aku sering merasa pusing sampai mual. Terkadang perasaanku juga berubah- ubah, aku bisa senang dan marah dalam sekejab." jawab Umji jujur. Dokter itu mengangguk dengan tersenyum lebar. Ia menghadap Suga yang menunggu di belakangnya dengan ekspresi khawatir.
"Tenang saja Pak, istri anda baik-baik saja." Dokter itu memasukkan tangannya ke dalam saku jas putihnya, "dan malahan ada kabar baik. Selamat istri anda hamil."
Suga terdiam membeku mendengar apa yang dokter itu katakan. Dokter itu berpamitan pergi karena ada panggilan lain dan menyuruh Umji menjaga kesehatannya dan tidak memikirkan sesuatu dengan keras agar dia tidak stres. Bagaimanapun kandungannya itu masih sangat muda.
Suga tersenyum kaku. Berbeda dengan para pelayan yang mendengar kabar bahagia itu langsung bersyukur. Bahkan, Bibi Kim langsung menelpon Ibu Suga dengan pekikan senang.
"Kau hamil?" tanya Suga dengan ragu.
"Ya," Umji yang tadinya tersenyum dengan menyentuh perutnya kini menatap Suga dengan memincing. "Kenapa? Kau ragu ini bukan anakmu? Hei Min Yoongi, kau tidak ingat setiap—" Ucapan kesal Umji terhenti karena tangan Suga yang membekap mulutnya. Suga melirik ke arah di belakang di mana masih ada beberapa pelayan yang menatap mereka.
Beberapa pelayan itu meringis lalu keluar dari kamar pasutri itu. Suga tersenyum, "kau benar- benar hamil?" tanyanya lagi.
"Berhenti bertanya atau aku akan mendiamimu?!" ancam Umji akhirnya.
"Oke, baiklah. Jadi apa aku akan menjadi seorang Ayah?" tanya Suga dengan exited. Umji mengangguk dengan gembira, mereka berdua berpelukan dan berguling- guling di kasur.
"Oh astaga Yoongi, aku akan menjadi Ibu. Aku akan mendapat seorang bayi yang lucu lalu aku akan menggendongnya. Aku akan memandikannya setiap pagi dan sore, mendandaninya dengan pakaian-pakaian lucu seperti apa yang Sowon Eonni lakukan pada Wonji." pekik Umji dengan senang, Suga mengangguk.
Tentu saja kedua pasangan itu senang karena kehadiran makhluk kecil yang Tuhan titipkan ke Umji saat ini. Semua ini adalah kabar yang menyenangkan. Apalagi Suga dan Umji mendapatkan buah hati dengan tidak seberapa sulit. Banyak pasangan di luar sana yang butuh bertahun-tahun agar bisa mendapatkan anak, itupun terkadang dengan bantuan medis.
"Dimana? Dimana menantuku?" dari arah bawah terdengar jeritan Dara. Umji dan Suga terbangun menyambut kedatangan Ibu mereka.
Suasana mulai ramai. Kedatangan orang tua Suga dan Umji dengan kegembiraan mereka membuat rumah ricuh. Ditambah kedatangan teman- teman Umji setelah Umji mengabari mereka.
"Wonji, kau akan punya adik!" ucap Sowon yang sekarang sedang menggendong bayi yang berumur satu tahun lebih itu. Bayi itu hanya mengoceh tidak jelas menyahuti ucapan ibunya.
"Eonni aku akan punya anak seperti kau. Aku akan menjadi Ibu!" pekik Umji dengan menatap Sowon berbinar. Wanita itu melompat-lompat kecil dengan terus mengoceh.
"Umji, jangan melompat- lompat seperti itu, kau bisa jatuh!" tegur Suga membuat Umji mengerucutkan bibirnya kesal. Umji berjalan menuju sofa dengan merenggut.
Ya wanita itu kembali marah.
"Yak Min Yoongi, kenapa kau menegurnya seperti itu, kau membuatnya merajuk!" sahut Yerin dengan memutar kedua bola matanya.
"Apa? Apa salahku? Aku hanya memperingatkannya tidak melompat- lompat agar dia tidak jatuh. Apa salah?" tanya Suga dengan ekspresi bodohnya.
"Yoongi, kau benar-benar tidak tau wanita yang hamil muda itu perasaanya lebih sensitif?" tanya Dara dengan menatap Suga dengan tak percaya. "Astaga, kapan kau akan mengerti perempuan?" tanya Dara dengan menghela nafas lelah.
Irene terkekeh kecil melihat respon besannya itu dan kepolosan Suga. Irene melemparkan pandangannya ke arah putrinya yang sekarang sedang duduk bersandar ke bahu Eunha dengan bibir mengerucut sebal. Melihat Umji yang sekarang sama melihat cerminannya yang dulu ketika mengandung Umji.
"Baiklah- baiklah." sahut Suga mengalah karena serangan Ibunya. Lagipula di sini hanya ia sendiri sebagai seorang pria. Jika ia melawan, 5 orang wanita liar ditambah Ibu serta mertuanya akan membalas ucapannya. Di sini ia lemah karena tak ada seseorang di pihaknya. Ayah dan ayah mertuanya serta teman-temannya tidak ada di sini.
°°TBC°°
Entahlah gak jelas banget. Dan entah kenapa, AKU MALU NULIS MEREKA YANG UDAH NIKAH ITU. RASANYA ITU MAU SENYUM-SENYUM SENDIRI BAYANGIN KAPALKU BENERAN NIKAH!!!
Hahahahah udah nikah kan? Puas kalean semua? Puas?!
KAMU SEDANG MEMBACA
Can You Love Me?✔
Fiksi Penggemar[Belum Direvisi!] Dingin. Satu kata yang menggambarkan seorang Min Yoongi atau Suga. Hatinya sudah mati untuk bisa merasakan apa yang dinamakan cinta. Ia hanya tau jika cinta itu menyakitkan, meskipun sadar ia telah menyakiti hati orang lain karena...