Typo bertebaran~~
Happy reading :)
•••
Umji memejamkan matanya dengan menghela nafas yang sungguh berat. Bahunya melunglai lemas pertanda beban yang ditanggung gadis itu tidak main- main. Angin yang bertebaran tengah malam ini membuat rambutnya berterbangan. Ia mengeratkan mantel tebal yang melindungi tubuhnya dari udara dingin malam.
Ia membuka matanya, menyadari ada seseorang yang duduk di sebelahnya. Terkejut saat mendapati Suga tengah duduk dan memasukkan kedua tangannya ke saku celananya. Pria itu tidak memakai jaket atau apapun yang melindunginya dari udara dingin, dan itu semua membuat Umji khawatir.
"Ini sudah malam, kenapa kau di sini?" tanya Suga tanpa menatap ke araha Umji, "lihat, bahkan tidak ada satu orang pun disini kecuali kau." pria itu menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri.
"Aku hanya ingin mencari angin saja" jawab Umji.
"Kau masih sakit, angin malam akan membuatmu menjadi lebih sakit" ujar Suga dengan pelan. Tangan hangatnya mulai menyentuh tangan dingin Umji. Entah sudah sejak kapan Umji berada di luar seperti ini, karena tangan gadis itu sangat dingin dan sedikit gemetar.
Umji menundukkan kepalanya saat tangan Suga menggenggam tangannya erat. Ia juga merasa saat ini Suga tengah menatapnya dengan intens.
"Aku akan ke Jerman besok." ucap Umji kasih dengan menunduk.
"Apa?!" Suga reflek melepas tautan mereka. Ia menatap Umji sangat terkejut sekaligus bingung. Gadis itu sedikit demi sedikit mendongakkan kepalanya.
"Appa belum memberitahumu?" tanya Umji dengan nada yang sungguh lirih, "kondisiku semakin lama semakin memburuk. Aku harus segera pergi ke Jerman dan harus segera melakukan pengobatan"
Suga mengacak- ngacak rambutnya frustasi. Apalagi ini?! Takdir seolah mepermainkannya. Ketika satu masalah hilang, kenapa masalah lain datang? Kenapa Tuhan tidak bisa membuatnya senang bersama Umji hanya untuk beberapa saat?
"Tidak bisakah..." ujar Suga dengan lemah. Dia bahkan tidak mampu menyelesaikan kalimatnya.
"Tidak bisa, aku harus pergi" ujar Umji, "lagipula kau tidak perlu membohongiku dan dirimu sendiri" pandangan Umji mulai melemah. Pandangannya memang sedang lurus menatap Suga, tapi pandangan itu hanya kosong tanpa arti.
"Apa maksudmu?"
"Kau tidak perlu berpura- pura Memilihku jika hatimu masih bersama Wendy. Aku akan merelakanmu bersamanya"
Suga membelalakkan matanya kaget, "kau melihatnya?" Suga panik, apa yang difikirkannya benar, Umji salah paham. "Demi Tuhan Umji, apa yang kau lihat adalah hal yang tidak sebenarnya!"
"Apa yang benar?" Umji tersenyum kecut, "jika kau bersama Wendy aku akan melepaskanmu. Lagipula, mungkin saja umurku tidak akan bertahan lama. Pengobatan ini tidak bisa menjamin aku sembuh seratus persen, siapa tahu Tuhan mencabut—"
"Jangan bicara seperti itu!" Suga menatap Umji dengan tajam, "kau pasti sembuh!"
"Tak ada yang tau masa depan Min Yoongi! Dengar, jangan bersikap seolah- olah kau sulit melepasku. Aku muak, aku sungguh muak!" pekik Umji. Ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can You Love Me?✔
Fanfiction[Belum Direvisi!] Dingin. Satu kata yang menggambarkan seorang Min Yoongi atau Suga. Hatinya sudah mati untuk bisa merasakan apa yang dinamakan cinta. Ia hanya tau jika cinta itu menyakitkan, meskipun sadar ia telah menyakiti hati orang lain karena...