Typo bertebaran~~
Happy reading :)
•••
Umji bersama Vernon berdiri di sebelah pos buatan untuk jurit malam ini. Mereka tengah menunggu giliran mereka yang tinggal hitungan menit saja untuk mulai menjelajahi hutan.
Umji mengeratkan hoodie nya sambil menggenggam kedua tangannya sendiri. Udara semakin dingin dan suasana mulai menyeramkan, para murid lain pun mulai merasa ketakutan.
Umji menatap arloji yang melingkar ditangannya. Ini sudah pukul 8 dan yang sudah berpencar masih nomer 1 sampai 30. Apakabar urutan terakhir? Mungkin sangat larut, ck kasian sekali.
"Umji, itu nomer 35, sebentar lagi giliran kita" Vernon menyahut dengan tangan menujuk dua orang gadis yang keluar dari hutan dengan wajah pucat pasi. Melihat dua gadis itu membuat nyali Umji semakin menciut.
"Kau takut?" tanya Vernon setelah menyadari ekspresi wajah Umji.
Umji terkekeh pelan "Jika aku jawab tidak sangat kelihatan berbohong kan?"
"Tenang, aku selalu ada di sampingmu"
Umji tersenyum lalu menatap dua orang pria yang keluar dari hutan dengan wajah yang biasa saja. Itu sudah urutan 36, berarti ini gilirannya.
Umji dan Vernon mengahampiri pak Kim yang menjadi penjaga pos satu. Mereka akan menerima sebuah misi mengirim pesan untuk pos terakhir.
"37, misi kalian mengirim pesan kepada penjaga pos terakhir, pos 4. Ingat baik- baik pesan ini, seorang pria meninggal dengan mata melotot, jantung tertusuk dan lidah menjulur. Harap kirimkan bala bantuan untuk pria tersebut. Ingat pesan itu karena kalian bisa keluar dari hutan jika kalian sudah melapor ke pos 4. Coba kalian ulangi?!"
"seorang pria meninggal dengan mata melotot, jantung tertusuk dan lidah menjulur. Harap kirimkan bala bantuan untuk pria tersebut." ucap Umji dan Vernon secara bersamaan.
Pak Kim mengangguk lalu memberikan sebuah bendera bewarna putih ke Vernon. Di salah satu sisi bendera itu ada peta yang menujukkan jalur yang akan mereka lewati.
"Berikan itu kepada penjaga pos 4, ingat! Jika ada hal mencurigakan kalian harus teriak 'manusia'. Jika ada yang menyaut dengan 'mayat' itu berarti orang asli, jika tidak ada ya..." pak Kim berkata dengan ragu.
Vernon mengangguk mantap, sedangkan Umji bergidik ngeri membayangkan apa yang terjadi nanti.
"Kalian bisa pergi, semoga selamat!"
Mereka mulai berjalan memasuki area hutan yang gelap, sedikit terterangi dengan cahaya bulan dan bintang. Umji langsung mendekat kearah Vernon dan memeluk lengan kokoh Vernon. Sungguh! Umji benar- benar takut!.
Vernon mulai menyalakan senternya, begitupun umji yang tadi membawa senter. Mereka berjalan dengan cepat, ingin menyudahi uji nyali ini.
"Pertigaan kita belok kanan!" Vernon berkata cepat sambil menunjuk pertigaan yang ada di depan mereka.
Beberapa tempat, mereka tidak menemukan hal yang ganjil. Mungkin hanya suasana yang menegangkan dan menyeramkan. Oh jangan lupa, suara hewan hewan yang terdengar bersautan menambah suasana yang menyeramkan ini.
Umji bernafas lega saat melihat di depan sana ada pos 2. Mereka segera mengahampiri penjaga pos yang tengah menatap sekitar itu.
"Nomer 37?" tanya pria itu. Mereka mengangguk menjawab ucapan pak Choi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can You Love Me?✔
Fanfiction[Belum Direvisi!] Dingin. Satu kata yang menggambarkan seorang Min Yoongi atau Suga. Hatinya sudah mati untuk bisa merasakan apa yang dinamakan cinta. Ia hanya tau jika cinta itu menyakitkan, meskipun sadar ia telah menyakiti hati orang lain karena...