Bonus Chapter 3

4.3K 272 39
                                    

Typo bertebaran~~

Happy reading :)

•••

Suga memangku laptop dengan ekspresi kening mengkerut. Jari jari panjangnya tak berhenti mengetik berbagai kata demi kata hingga menjadi sebuah kalimat. Beberapa kali matanya menyipit, mengoreksi apa yang dia tulis ada kesalahan atau tidak. 

Dia menoleh melihat jam yang berada di nakas samping tempat tidur yang didudukinya saat ini. Sudah pukul 9 malam ternyata. Berarti tidak sadar dia sudah menghadap layar tipis itu lebih dari dua jam. Pantas saja matanya sedikit lelah dan mengeluarkan air. Dia terlalu sibuk menatap laptopnya.

Dia menatap ke arah pintu, belum melihat kemunculan Umji. Sedari tadi Umji pergi ke ruang tamu. Dia bilang ia ingin menonton TV dan mencari angin. Heran. Padahal di kamar mereka ada TV dan tentunya ada pendingin ruangan. Tapi Suga mensyukurinya, daripada Umji berdiam diri di kamar ini dan merecoki pekerjaannya yang belum terselesaikan ini.

Baru saja ia ingin beranjak, memanggil istrinya untuk menyuruhnya tidur karena hari sudah malam, tapi langsung melonjak kaget mendenger pekikan Umji.

"Astaga!" guman Suga dengan menggelengkan kepalanya. Ia mendengar langkah kaki yang cepat lalu terbukanya pintu kamarnya. Di sana muncullah Umji yang datang tergopoh-gopoh dengan meloncat-loncat senang. Suga hampir saja ingin menegurnya karena wanita itu sedang hamil.

"Yongiii astagaaa!" pekik Umji lalu memeluk Suga dengan cepat. Bahkan Suga mundur beberapa langkah karena pelukan mendadak itu.

"Hei hei ada apa?" tanya Suga mencoba tenang. Melihat kegirangan Umji, Suga mengurungkan niat untuk menegurnya.

"Aku berhasil yesss!" Umji melepas pelukan itu lalu mencium wajah Suga dengan cepat. Mulai dari pipi kanan, kiri, dahi dan yang terakhir bibir. Suga terkekeh mendapat perlakuan menggemaskan dari istrinya itu.

"Apa yang membuatmu sesenang ini eoh?" tanya Suga dengan meraih pinggang Umji, membuat tubuh mereka semakin dekat. Suga bisa melihat raut wajah Umji yang sungguh bahagia.

"Aku mendapatkan tiket itu Yoongi!" ujar Umji dengan pekikan yang tertahan.

"Tiket apa huh?" tanya Suga bingung.

"Tiket konser Seventeen! Astaga!" guman Umji masih tidak percaya apa yang didapatnya.

"Seventeen? Grup Vernon?" tanya Suga dengan ragu. Pasalnya dia sendiri tak tau Vernon debut dengan nama Boyband apa dan sungguh ia tidak peduli. Tapi melihat kegirangan Umji membuat Suga yakin bahwa grup Boyband yang bernama Seventeen itu grup Vernon.

"Benar! Ahh aku tidak sabar ingin pergi ke konser itu," ujar Umji dengan tertawa bahagia. Suga mengerutkan alisnya sedikit bingung. Pasalnya, Suga tau Umji tidak seberapa suka dengan boyband boyband dari negara yang mereka tinggali ini. Tidak seperti Sinb yang begitu aktif mengikuti konser Bigbang atau bagaimana tergila-gilanya Eunha dengan Siwon Super Junior. Umji suka musik, tapi dia hanya menyukai musiknya bukan orangnya. Umji akan mendengar lagu yang menurutnya enak, dari semua aliran dan penyanyi manapun.

Jadi melihat Umji menyukai sebuah grup sampai rela melihat konsernya itu adalah hal yang sedikit aneh. Tapi Suga tidak menggubrisnya karena Suga menganggap mungkin ini bawaan bayinya.

"Kau terlihat senang sekali," ujar Suga.

"Tentu. kau tau, mendapatkan tiket ini tidak mudah. Pendaftaran via online baru dibuka, lalu beberapa detik setelahnya tiket sudah terjual habis. Untung saja jaringanku memedai. Jika tidak, mungkin aku tidak mendapatkan tiket itu," cerita Umji, "astaga, Carat benar- benar keren. Dua detik?" lanjut wanita itu, namun dengan suara yang pelan. Seperti menanyai dirinya sendiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Can You Love Me?✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang