Typo bertebaran~~
Happy reading :)
•••
Umji berguling- guling dengan bosan di kamarnya. Ia sungguh bosan, tidak ada sesuatu yang dapat ia lakukan. Ia tidak mungkin mengganggu teman- temannya karena mereka sudah mulai sibuk mempersiapkan tes untuk masuk ke Universitas incaran mereka.
Setelah beberapa lama memikirkan apa yang akan ia lakukan malam ini, akhirnya Umji punya ide. Ia akan pergi ke Mini market lalu membeli Mie cup, dia akan menikmatinya di depan mini market dengan memandangi jalan atau orang yang beraktifitas. Vernon sebelumnya sering bercerita saat dia sedang bosan maka dia akan melakukan hal seperti itu.
Segera ia mengambil jaket miliknya. Untung saat ini musim panas jadi udara malam tidak seberapa dingin dan membuatnya harus memakai jaket yang tebal. Setelah menguncir rambut, ia segera meminta izin ke Ibunya lalu meminta paman Han untuk mengantarnya.
"Paman Bisa pulang terlebih dahulu" ucap Umji.
"Tidak Nona, saya akan menunggu Nona hingga selesai berbelanja." sahut Paman Han.
"Masalahnya aku tidak langsung pulang, aku mau makan Mie sebentar. Di rumah sangat membosankan."
"Tapi bagaimana jika Nona kenapa- napa?" ucap Paman Han masih khawatir meninggalkan Umji sendiri.
"Tidak akan Paman, aku akan menelponmu jika ada apa- apa" jawab Umji mencoba tersenyum paksa. "Aku akan telepon jika sudah selesai. Bye Paman!" tanpa menunggu sautan Paman Han, Umji langsung turun dari mobil lalu memasuki Mini market.
Di dalam Mini market Umji hanya mengambil satu bungkus cup ramen instan lalu beberapa botol minuman. Sekilas Umji menengok ke kaca apakah Paman Han sudah meninggalkannya. Ternyata Pamana Han mematuhi apa yang Umji katakan, karena tidak ada mobil hitam di kawasan parkiran Mini market.
Setelah membayar di kasir, Umji segera berjalan ke mesin air panas lalu menyeduh Mienya.
"Kau?" Umji berbalik saat ada seseorang yang memanggilnya. Terkejut saat ada Wendy di depannya dengan membawa satu kresek berisi snak dan minuman.
"Son Wendy?" cicit Umji.
"Aku tidak menyangka kita akan bertemu disini" ucap Wendy melirik Umji dengan sinis, "kau anak orang kaya dan apa levelmu belanja di tempat seperti ini. Dan lihat, ramen instan? Kau makan makanan seperti itu?"
"Masalahmu apa ha? Ini semua hakku makan makanan apa saja!" cetus Umji sama sinisnya.
"Jadi rumor kau anak pemilik perusahaan IT terbesar di Korea itu hanya omong kosong ha? Mana ada anak orang kaya seperti itu makan di tempat seperti ini."
"Kau bicara aneh- aneh lagi aku tidak segan untuk menuntutmu!?" sahut Umji dengan dingin.
"Ow ow, aku takut Kim Umji." ejek Wendy, "apa tunanganmu itu tidak mampu membelikanmu makanan di restoran bintang lima? Padahal dulu saat Yoongi masih bersamaku, dia—"
"Sudah kubilang diam!" sentak Umji dengan geram. Ia meremat gelas cup mienya yang masih terisi sedikit air panas. Membuat tangan putih Umji memerah karena terasa panas.
Wendy masih menatap Umji dengan sinis, tidak menyangka Umji berani menentangnya. Dari yang Wendy dengar, Umji adalah gadis yang lemah yang hanya berdiri di sayap sahabat- sahabatnya. Wendy sempat berfikir, tidak perlu berbuat apapun Umji akan mengalah dan menyerahkan Suga kembali kepadanya. Tapi sekarang ia harus mulai menarik perkataannya dan mewaspadai gadis di depannya ini jika tidak ia yang akan hancur sendiri.
"Dengar! Biarkan Yoongi bersamaku, dia mencintaiku dan aku mencintainya. Dari awal aku yang hanya berada disisinya dan kau hanyalah seorang benalu!" kecam Wendy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can You Love Me?✔
Fiksi Penggemar[Belum Direvisi!] Dingin. Satu kata yang menggambarkan seorang Min Yoongi atau Suga. Hatinya sudah mati untuk bisa merasakan apa yang dinamakan cinta. Ia hanya tau jika cinta itu menyakitkan, meskipun sadar ia telah menyakiti hati orang lain karena...