Bab 5 | Terima Kasih

1.3K 78 11
                                    

Aku dan Fida sudah ada di kantin, aku menunggu Fida memesan makanan untuk kami sambil memainkan ponselku.

"Nih makan dulu nanti aja main ponselnya setelah makan." ucap Fida sambil menyodorkan semangkok bakso dan segelas jus alpukat.

"Iya ini mau makan." aku menaruh ponselku diatas meja dan langsung mengaduk-aduk mie bakso yang asapnya masih mengepul, sepertinya ini enak.

"Eh tadi denger-denger yang bawa lo ke UKS itu beneran Brian ya?" tanya fida yang membuatku tersedak.

"pelan-pelan makannya gak bakal ada yang ngambil, ini." ucapnya sambil menyodorkan jus alpukat didekat bibirku.

Aku meminum jus alpukat yang Fida sodorkan didepanku lalu menatapnya kesal bercampur malu.

"Lo sih nanyanya gitu." kesalku sambil mengaduk aduk jus alpukat menggunakan sedotan.

"Lah apa salah ya pertanyaan gue?"

"Jangan-jangan bener ya yang dibilang anak-anak yang nolongin lo itu si Brian?" lanjutnya.

Aku pun langsung menutup mulutnya menggunakan tanganku. "Sst.. ngomongnya jangan kenceng-kenceng, ntar ada yang denger malu tau." Rasanya sangat menyebalkan sekali mempunyai sahabat yang punya suara toa seperti Fida ini.

"Iya iya sorry, berarti benar ya? Jelasin kejadiannya sedetil-detilnya" pintanya antusias ingin mendengar ceritaku.

"Kayaknya emang dia yang nolongin gue, soalnya waktu gue bangun dia ada di UKS. eeh.. waktu gue udah bangun dia bilang gini ke gue 'lo udah bangunkan? Yaudah gue kekelas dulu'
Aku menirukan gaya Brian berbicara membuat Fida yang mendengar penjelasanku tidak bisa menahan tawanya dan akhirnya dia tertawa terbahak-bahak sambil memukul- mukul meja sehingga banyak pasang mata yang memperhatikan kami heran.

"Emm.. maaf ya semua, temen gue lagi kumat sakitnya dan obatnya lagi habis jadi harap dimaklumi." Aku meminta maaf kepada semua teman-temanku yang berada dikantin karena merasa terganggu atas sikap Fida yang ketawanya kelewatan bikin malu.

Fida yang mendengarnya pun langsung menghentikan tawanya dan menatapku tajam. "Eh enak aja lo bilang obatnya abislah, lagi kumat lah. Emang lo pikir gue orang stres apa?" ucapnya mengerucutkan bibirnya.

Aku terkekeh kecil. "Lagian lo sih ketawanya berlebihan kayak gitu, bikin malu diri sandiri aja tau."

"Ya abisnya lo lucu banget tadi, gak cocok banget lo ngomong pake ekspresi datar kayak gitu." belanya sambil melanjutkan acara makannya yang tertunda.

Akupun melanjutkan makanku dengan tenang sampai aku tersedak 'lagi'.

"Eh tapi kok dia mau ya nolongin kamu? Jangan jangan dia suka lagi sama kamu." ucapnya santai

"Pelan pelan napa makannya." lanjutnya saat melihatku tersedak.

Aku mengambil jus jeruk ditangan fida dan langsung menghabiskannya.

"Eh, itukan minuman punya gue? kok dihabisin sih." Kesal Fida ketika aku meneguk minumannya hingga tandas tak bersisa.

"Maaf.. maaf, minum gue habis. Tenang aja sih nanti gue ganti." Aku menyengir.

Aku mengedarkan pandanganku keseluruh penjuru kantin dan aku tak sengaja melihat Brian sedang memakan makananya di pojok kantin sendiri.

"Eh lo lagi cari siapa sih?" tanya Fida penasaran.

"Eeh gak cari siapa siapa kok, lagian lo kok kepo banget sih?"

"Gue duluan ya, ada perlu sebentar." lanjutku dan langsung berdiri dari dudukku.

Young MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang