Bab 20 | Celaka

1.5K 84 3
                                    

Kami sampai didepan sebuah rumah yang cukup luas dan besar dengan halaman yang tak kalah luasnya, menurutku Papa mertua terlalu berlebihan memberikan sebuah rumah yang seperti istana malahan rumah ini lebih besar dari rumah Ayahku.

Brian meminta seorang satpam paruh baya untuk membukakan pintu pagar rumah yang langsung dilakukan oleh pak Harjo yang baru aku ketahui namanya ketika Brian tadi memanggilnya.

Setelah sampai dan Brian memarkirkan mobilnya digarasi rumah kami turun dari mobil dan Brian langsung mengambil koperku yang berada di belakang mobil lalu menggeret koperku memasuki rumah diikuti aku yang berdiri dibekakangnya.

Saat kami membuka pintu dan memasuki rumah aku langsung terpana dan takjub dengan rumah yang didominasi cat warna putih dan ruangan yang luas lengkap dengan perabotan rumah.

"BIII!!"

Seorang wanita paruh baya menghampiri kami dengan tergopoh-gopoh.

"iya den?"

"Syil kenalin ini Bi Asih dan satpam yang tadi Pak Harjo suaminya Bi Asih, Bi ini Syila istri saya"

"Syila Bi." aku menyalami Bi Asih

"eh iya non."

"Bi kami keatas dulu ya."

"eh sini den biar Bibi bawain kopernya keatas."

"eh gak usah Bi biar saya aja Bibi tolong buatin Jus Alpukat dua ya."

"siap Den."

Kamipun menaiki anak tangga terlihat ada dua kamar yang berada dilantai dua yang berhadapan, Brian membuka salah satu pintu kamar lalu menggeret koperku masuk.

"ini kamar lo."

Aku megamati kamar yang sangat luas yang masih seperti ruangan dibawah kamar ini juga didominasi cat warna putih.

"lo gak keberatan kan kalo kita pisah kamar?"

"ya enggaklah gue gak keberatan."

Mana mungkin aku keberatan malahan aku sangat senang jika mengetahui kami akan pisah kamar itu berarti aku tidak harus berlama-lama berdekatan dengannya, berusaha selalu menutupi kegugupan dan menyembunyikan bunyi detak jantungku.

"ya udah gue mau kekamar yang didepan, itu kamar gue."

Aku hanya menganggukan kepalaku diapun berlalu keluar kamar dan memasuki kamarnya, aku memperhatikannya saat dia benar-benar telah memasuki kamarnya dan menutup pintu akupun langsung menutup pintu kamarku dan menguncinya.

Aku merebahkan tubuhku diatas ranjang king size yang mulai sekarang akan menjadi kamarku.

'tok tok'

Suara pintu diketuk membuatku terduduk kembali lalu melangkahkan kakiku untuk membukakan pintu, setelah ku buka ternyata Bi asih yang membawa dua gelas jus alpukat.

"ini non jus alpukatnya, lah si aden kemana non?"

Aku mengambil segelas jus alpukat. "dikamar depan Bi." tunjukku kearah kamar Brian.

"oh ya udah kalau gitu Bibi kekamar Aden dulu ya non nganterin jus ini."

"iya Bi."

Bi Asih berjalan keluar kamarku menuju kamar Brian, aku mengernyit bingung ketika Bi Asih kembali memasuki kamarku dan menghampiriku.

"ada apa Bi?"

"maaf ya non Bibi balik lagi, Bibi lupa mau nanya nanti makan siang mau bibi masakin apa?"

"iya gak apa-apa Bi, emm... Semur ayam sama tumis kangkung aja deh Bi, tanyain juga Brian nanti mau dimasakin apa takutnya nanti dia gak suka lagi."

Young MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang