Bab 6 | Sang Penolong

1K 82 18
                                    

Aku keluar dari toilet setelah memenuhi panggilan alam, tiba-tiba ada seseorang yang mendorong bahuku hingga aku terjatuh dan kembali kedalam toilet.

"adduuuh" aku meringis sakit ketika bokongku mendarat mulus di lantai.

Aku mendongakkan kepalaku melihat siapa yang telah mendorong ku, aku mengernyitkan dahiku bingung karena melihat tiga orang siswi yang sangat asing bagiku.

"maaf kenapa kalian dorong gue?" tanyaku bingung .

Aku bangkit dari tempat jatuhku, belum sempat aku menegakkan badanku salah seorang dari ketiga siswi itu mendorong bahuku lagi hingga aku kembali terjatuh. Lagi-lagi aku meringis menahan sakit saat bokongku mendarat dengan mulus dilantai.

"eh, lo masih nanya kenapa gue dorong lo?" tanya orang yang tadi mendorongku.

Aku mengaggukan kepalaku dengan polos aku menjawab pertanyaan nya

"i-ya."

"sok polos banget sih nih cewek." ucap temannya yang rambutnya berwarna coklat.

"iya ya sok polos banget aslinya mah keganjenan." Geram temannya yang satu lagi yang memakai bando warna pink.

"lo mau tau apa kesalahan lo?" tanya ny

Aku dengan refleks mengaggukan kepalaku.

"lo itu berani beraninya ya ngedeketin cowok gue."

"maksudnya?" tanyaku bingung.

"pake nanya lagi, Brian itu cowok gue dan lo berani-beraninya ngobrol sama dia didepan umum." ucapnya.

"emangnya lo siapa sih? kok main nuduh-nuduh orang sembarangan? siapa juga yang ngedeketin cowok lo" sewotku.

"oh, lo berani ya sama gue? Dita, Jessi cepetan bantuin gue habisin ni anak." Perintahnya kepada kedua orang yang berdiri dibelakangnya sambil menatapku menyeringai.

Aku bergidik ngeri melihat dia menyeringai seperti ingin melakukan sesuatu yang buruk terhadap ku, Aku pun ingat apa yang dikatakan Fida bahwa aku harus berhati hati kepada kak medina.

'Tunggu, jadi ternyata ini kak Medina? cantik banget' batinku.

Lamunanku terbuyar ketika orang yang baru ku tau namanya Kak Dita dan Kak Jessi memegang kedua tanganku dan menyeretku kedalam toilet lalu mendorongku hingga aku harus merasakan sakit lagi di bokongku, kemudian mereka menutup pintu toilet dan mengunci nya dari luar.

Aku bangkit lalu aku menggedor-gedor pintu toilet, kudengar mereka masih ada diluar dan menertawakan ku.

"Kak, tolong bukain pintunya. Gue gak pernah ngedeketin cowok Kakak, tadi gue cuma mau bilang makasih doang, Kak tolang bukain pintunya." ucapku sambil menggedor pintunya.

"halah dasar, bilang aja lo cuma modus doang. Banyak cewek yang sering bilang gitu ke gue saat gue bully dia, sama kayak lo didalam toilet ha.. ha.. ha.." kudengar Kak medina tertawa diluar diikuti teman-temannya yang menertawakan kemalanganku.

"awas aja kalo lo berani ngedeketin cowok gue lagi, gue pastiin lo akan dapat hukuman yang lebih berat dari ini."

" ayo girls balik kelas." lanjut Kak Medina.

Kudengar deru langkah kaki menjauh dari toilet, aku kembali menggedor gedor pintu toilet sambil teriak meminta tolong.

"TOLONG SIAPAPUN YANG ADA DILUAR, TOLONG KELUARIN GUE DARI SINI. ADA ORANG GAK DILUAR?"  teriakku dan masih menggedor gedor pintu.

Aku masih menggedor pintu sambil menangis dan tak kurasa kegelapan mulai menyergapiku, samar-samar aku merasakan ada seseorang yang membuka pintu toilet tak lama kemudian kurasakan tubuhku seperti melayang diudara.

Young MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang