"ikut gue."
Brian menarikku keluar kantin, ku alihkan wajahku untuk menatap Arsen yang menatap kami bingung perlahan dia berdiri lalu melangkahkan kakinya kearah kami.
"tunggu."
Brian pun membalikkan badannya lalu menatap sinis Arsen dia, menaikkan sebelah alisnya.
"mau lo bawa kemana pacar gue?"
"gue ada urusan bentar sama SEPUPU gue ini." dia menekankan kata sepupu membuatku merinding takut.
Langsung saja dia menarikku keluar dari kantin menuju koridor yang terlihat sepi,.dihempaskannya tanganku hingga membuatku terkejut.
Dia menatapku tajam."udah berapa kali gue bilang kalau gue gak suka lo deket sama Arsen dan barusan gue dengar dia nyebut lo PACAR? berarti kalian belum putus juga ya."
Aku menelan ludah susah payah mendengar ucapannya yang terkesan dingin itu.
"mau lo yang mutusin apa gue yang mutusin?" ucapnya dingin.
Aku membelalakan kedua mataku mendengar ucapannya.
"m-maksud lo apa?"
"oke,.gue nanti yang bilang sama dia supaya ngejauhin lo." dia hendak berbalik yang langsung aku tahan dengan mencekal tangannya.
"Lo kenapa sih selalu ngatur-ngatur gue?" aku memandang dirinya dengan kesal.
Baru saja dia ingin membuka mulutnya langsung saja aku potong.
"terserah gue mau dekat dengan siapa aja atau bahkan pacaran sama siapa aja, lo gak berhak ngatur gue. Bukannya diperjanjian sebelum kita nikah bahwa kita gak boleh mencampuri urusan pribadi?"
"tapi gue gak pernah menyetujui perjanjian konyol itu."
Lama-lama gue jadi sebel juga sama nih anak
"alah udahlah terserah lo, gue capek." kesalku setelah itu aku langsung berlari menuju kelas dengan wajah tertekuk dan pipi menggembung.
"apa-apaan dia sok ngatur hidup gue!" gerutuku.
Aku memasuki kelas masih dengan memasang wajah kesalku, terlihat Arsen yang ingin menghampiriku namun langsung aku tahan dan segera menghampirinya.
"muka kamu kok ditekuk gitu? kamu gak diapa-apain kan sama Brian? terus kenapa dia tadi narik-narik kamu?"
Mendengar pertanyaan beruntun yang dilontarkan Arsen membuatku semakin kesal.
"nanya nya satu-satu."
"he he sorry." Aku mendengus.
"pertama muka aku ditekuk karena aku kesal sama Brian, kedua aku gak apa-apa, dan ketiga dia ada urusan gak penting sama aku makanya aku kesal." jawabku setengah berbohong.
"eem gitu ya, udah yuk kita masuk kelas."
Arsen merangkul bahuku mengajakku memasuki kelas, aku pun hanya menganggukkan kepalaku.
* * *
Setelah aku sampai dirumah dengan naik ojek tentunya, malas banget aku pulang bareng sama Brian orang aku lagi kesal juga sama dia..Aku memasuki rumah yang disambut oleh Bi Asih dengan tersenyum sopan kearahku, aku membalas senyumannya.
"non Syila baru pulang? Lah den Brian nya mana?"
"eem gak tau bi soalnya aku tadi pulang duluan." lebih baik jujur kan daripada berbohong.
"oh gitu non, oh iya non mau dibuatkan minum apa?"
'untung gak banyak tanya.'
"eh gak usah Bi,.biar nanti Syila ambil sendiri aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Marriage
RomanceSejak SMP Arsyilla sangat menyukai Brian atau lebih tepatnya rasanya telah berubah menjadi cinta karena hingga mereka menginjak bangku SMA perasaan Syilla sama sekali tidak pudar malah bertambah setiap harinya, mereka menjadi dekat karena Brian pern...