Setelah selesai berendam kurang lebih sepuluh menit aku membilas tubuhku menggunakan shower, ketika menyadari aku kesini tidak membawa handuk aku menjadi panik seketika.
"mana mungkin gue langsung pake bajuku tanpa mengeringkan tubuh terlebih dahulu, apalagi keluar dengan keadaan tak memakai apapun duh gimana ini?" Aku mondar-mandir sambil mengetukkan jariku didagu tanda berfikir.
Aku membuka pintu kamar mandi sedikit lalu menyembulkan kepalaku, ku lihat Brian tengah duduk diatas kasur dengan kepalanya menyender di kepala ranjang sambil memainkan ponselnya.
"eem Brian..." Dia menolehkan kepalanya seraya mengangkat sebelah alisnya.
"bisa minta tolong gak?"
"apa?"
"tolong ambilin handuk." Brian turun dari atas kasur mengambil handuk lalu menyerahkannya kepadaku.
"makasih"
"hhmm..."
Aku kembali menutup pintu dan segera mengeringkan tubuhku dengan handuk lalu memakai pakaianku, setelah kegiatanku telah selesai aku membuka pintu kamar mandi dengan pelan. Brian tanpa banyak bicara memasuki kamar mandi dan tak lama terdengar gemericik suara air dari shower.
"ARGHHH!!"
Aku yang sedang menyisir rambut berteriak dengan kencang karena terkejut melihat Brian yang keluar dengan bertelanjang dada hanya menggunakan handuk sebatas pinggangnya melalui pantulan cermin, Brian melepaskan handuknya lalu melemparkannya kearahku hingga menutupi kepalaku.
"BERISIK."
Aku membuang handuk yang Brian lemparkan menatap kesal kearah Brian yang hanya menggunakan celana boksernya ia mengambil baju dari dalam koper dan dengan santainya menggunakan pakaiannya didepanku.
"ganti bajunya bisa kali sekalian di kamar mandi." sindirku.
"udah halal ini." Aku mendengus.
Setelah menyisir rambut aku mengambil ponsel dan dompetku hendak keluar dari kamar tapi terhenti karena sebuah tangan menahanku.
"mau kemana?"
"K. E. P. O. deh." ketusku lalu meninggalkan dirinya.
Sepanjang perjalanan aku menggerutu sebal seenaknya saja dirinya, iya sih udah halal tapi.. Nah mengingat itu pipiku seketika memerah seperti kepiting rebus. Saat sedang berjalan tak sengaja aku menabrak seorang pria dewasa berkemeja biru tua polos yang cukup tinggi hingga membuatku hampir terjatuh jika tangannya tak segera menahanku.
Aku menatapnya begitupun dengan dirinya.
'ya ampun om ini ganteng banget sih.'
Aku mengerjapkan kedua mataku, kami sama-sama melepaskan diri.
"ehem." dia berdeham sedangkan aku hanya tersenyum canggung.
"maaf ya om saya gak sengaja."
"om?" Aku mengangkat kedua alisku heran ada yang salah?
"panggil saja Rian." dia mengulurkan tangannya yang ku balas dengan senyuman.
"eem Syila Kak, panggil Kakak gak apa kan? Kayaknya kurang sopan kalau cuma nama."
"boleh itu lebih baik." dia menganggukkan kepalanya.
"ya udah kalau gitu saya permisi ya Kak, sekali lagi maaf udah nabrak." Dia menahanku yang ingin pergi.
"kamu mau kemana?"
"ke restoran hotel Kak."
"bareng aja, saya juga kebetulan mau kesana." Kami pun berjalan beriringan memasuki lift menuju restoran hotel ini yang tepatnya berada dilantai bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Marriage
RomanceSejak SMP Arsyilla sangat menyukai Brian atau lebih tepatnya rasanya telah berubah menjadi cinta karena hingga mereka menginjak bangku SMA perasaan Syilla sama sekali tidak pudar malah bertambah setiap harinya, mereka menjadi dekat karena Brian pern...