Bab 34 | Alergi

1.2K 65 1
                                    

Aku keluar dari kamar mandi setelah mengganti pakaianku, tadi setelah sarapan rencananya kami ingin berjalan-jalan disekitaran sini dulu baru memasuki tempat wisata. Aku mengernyitkan dahiku ketika melihat Brian yang terbaring diatas kasur dengan selimut tebal yang menyelimuti tubuhnya. Aku menghampirinya dan mengguncangkan tubuhnya dengan pelan.

"Brian katanya mau jalan-jalan, kok malah tidur sih?"

"hemm.." Aku membuka selimut yang menutupi tubuhnya dengan paksa.

"YA ALLAH BRIAAN!!"

"Lo kenapa?"

Aku terkejut ketika mendapati Brian yang mengigil kedinginan dengan tubuhnya yang dipenuhi ruam merah, keringat membasahi pelipisnya. Aku menyekanya menggunakan tissu yang tersedia diatas nakas dekat ranjang, seketika ingatanku berputar tentang Brian yang memakan sarapan nasi goreng seafoodku tadi pagi.

Ya Allah kok aku bisa sampai lupa?

"aduh gimana nih?"

"Syil..."

"eh iya Brian gue harus gimana? biasanya kalau lo alergi gini obatnya apa? Apa kita perlu ke dokter? Yuk ke dokter aja ya?"

"g-gak u-sah t-tolong pesenin aja obat alergi sama pelayan hotel sini."  Aku mengangguk meraih telefon untuk menelfon pelayan hotel ini, memesankan apa yang dipesankan Brian.

"udah gue telefon, sebentar lagi datang."

Tak lama suara ketukan pintu terdengar aku langsung membuka pintu dan terlihat pelayan Pria memberikan sebungkus obat alergi kepadaku.

"terimakasih ya Mas." Pelayan itu mengangguk.

Aku menghampiri Brian dengan segera aku membuka bungkusan obat itu lalu menyodorkannya ke Brian, Brian mencoba untuk mendudukan dirinya yang dengan sigap aku bantu.

"makanya lain kali tanya dulu sebelum asal makan sarapan orang." omelku sambil menyerahkan segelas air putih kearahnya setelah ia memasukkan obat itu kedalam mulutnya.

"hemm.."

"jangan ham hem aja.."

"iya Sayang." Pipiku memanas mendengarnya, aku ingin beranjak tetapi langsung ditahan oleh Brian.

"mau kemana?"

"jalan-jalan lah." ucapku santai membunyikan rona merah pada pipiku.

"kamu tega ninggalin aku yang lagi sakit begini?" dia berucap memelas.

"kenapa harus tega?"

"aku suami kamu loh Syil!!"

"iya tau"

"pokoknya kamu gak boleh pergi, kan bisa nanti jalan-jalan nya sama aku setelah aku sembuh."

"kelamaan lah."

"SYILAA!!" Aku terkekeh

"iya-iya gue cuma bercanda kali."

"gak lucu." dia mencebikkan bibirnya.

Aku mengelus pipinya yang dipenuhi ruam merah.

"gatel gak?"

"gatel sih tapi udah biasa kok."

"oh berarti bandel ya?"

"he... he... he..."

"udah tidur sana biar cepat sembuh." Perintahuku

"temenin." rengeknya manja.

Aku menghela nafas. "iya deh."

Dia langsung menarikku hingga membuatku terjatuh diatas dada bidangnya,dia langsung memelukku dengan erat.

Young MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang