Ketika menunggu Ibu memasakkan nasi goreng untukku, Brian menghampiri ku yang berada didapur dan mendudukan dirinya dikursi tepat berada didepanku. Aku kembali mengingat kejadian tadi hingga membuat wajahku memerah malu tapi segera aku tutupi dengan menelungkupkan wajahku diatas meja dengan tanganku yang menjadi bantalannya.
"lo kenapa?"
Aku mendongakkan wajahku dan meliriknya singkat kemudian kembali menelungkupkan wajahku keatas meja.
"gak apa-apa."
"Syil ini nasi goreng telur ceplok dan sosis diatasnya untuk kamu udah jadi."
Ketika mendengar suara ibu aku langsung mendongakkan wajah dan duduk dengan tegap menyandarkan punggungku ke kursi, Ibu meletakkan nasi goreng dengan telur ceplok dan sosis yang ada diatasnya didepan ku.
"loh, Brian udah bangun?"
Brian tersenyum kearah Ibu membuatku terpana melihat senyumnya yang memukau dengan lesung pipinya itu.
"iya Bu."
"kamu mau makan?"
Dia menganggukan kepalanya .
"kalau kamu mau makan tolong suruh diambilin Syila aja ya, Ibu mau kekamar sebentar."
Aku langsung membulatkan mataku mendengar ucapan Ibu, Baru saja aku ingin protes kok aku yang harus mengambilkan makanan untuk Brian. Ibu langsung berjalan kearah kamarnya membuatku kembali menahan protesanku, aku menoleh kearahnya dan tersenyum kikuk.
"Lo mau makan apa biar gue ambilin?"
Baru saja aku hendak beranjak dari tempat dudukku sebuah tangan menahan pergelangan tanganku, siapa lagi kalau bukan Brian pelakunya.
Aku menatapnya bingung.
"gak usah biar barengan sama lo aja."
"ha?"
Dia menghela nafas kemudian tangannya menunjuk kearah sepiring nasi goreng dengan telur ceplok dan sosis diatasnya yang dibuatkan untukku oleh Ibu. Aku hanya ber oh ria kemudian mendudukan diriku kembali di kursi yang sebelumnya ku duduki, kusodorkan sepiring nasi goreng kearahnya hingga dia mengernyit bingung.
Lah kok malah bingung sih, katanya tadi mau makan nasi goreng punya gue. giliran gue kasih malah bingung dia,.dasar aneh.
"katanya lo tadi mau nasi goreng ya ini."
"maksud gue makannya barengan sama lo, sepiring berdua."
Aku mengerjapkan kedua mataku dan menatapnya tak percaya, kok malah main sok romantis gini sih.
"e-eh gak usah, l-lo makan aja gak apa-apa kok." aku tergagap.
"dosa loh nolak SUAMI."
Aku tergagap mendengar perkataannya yang mengatakan dosa jika menolak suami, mana kata suami nya ditekankan lagi. Aku menghela nafas pasrah akhirnya aku menuruti permintaannya.
"iya deh."
"suapin."
"ha?"
"suapin." ulangnya.
Akupun menyuapinya dengan sesekali menyuapkannya kedalam mulutku sendiri, nih anak kok manja sih. Pake minta disuapin segala lagi, mana jantungku dari tadi marathon terus dag-dig-dug bisa mati mendadak kalau setiap hari berdekatan dengannya dan selalu sport jantung . Tak terasa kami telah menghabiskan satu piring nasi goreng berdua dengan aku yang menyuapinya, setelah selesai menyuapkan sesendok nasi goreng yang terakhir kearahnya. Aku bangkit dari dudukku sambli membawa piring bekas makan kami tadi menuju wastafel pencuci piring lalu mengambil gelas dan mengisinya dengan air putih kemudian kembali lagi menuju meja makan yang masih ada Brian sedang duduk manis disana lalu menyodorkan gelas berisi air minum kearahnya yang diterima olehnya dan langsung menghabiskannya dalam sekali tegukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Marriage
RomanceSejak SMP Arsyilla sangat menyukai Brian atau lebih tepatnya rasanya telah berubah menjadi cinta karena hingga mereka menginjak bangku SMA perasaan Syilla sama sekali tidak pudar malah bertambah setiap harinya, mereka menjadi dekat karena Brian pern...