Sambil menunggu Brian memesan makanan untukku, aku mengambil ponselku di dalam saku dan mulai membuka aplikasi sosmed ku. Sesekali aku memberikan jempol kepada status yang di uploud oleh teman temanku, aku merasakan ada yang duduk disampingku. Aku pun menoleh dan buru-buru memasukkan ponselku kedalam saku ketika aku menyadari bahwa yang duduk di sampingku saat ini adalah Brian. Brian menyodorkan dua bungkus roti coklat keju dan satu kotak susu rasa coklat di depanku, aku pun mengambil roti dan satu kotak susu yang dia berikan.
"makasih." ucapku sambil tersenyum menampakan deretan gigi ku yang rapih.
"hmm, dimakan." ucapnya singkat seperti biasa.
Aku menganggukan kepalaku sambil membuka sebungkus roti keju lalu memakannya .
"Lo gak beli apa-apa?" tanyaku sambil meminum susu kotak coklat.
Dia hanya menggelengkan kepala nya sambil merogoh sesuatu dalam saku celananya yang ternyata adalah ponsel setelah itu keadaan kembali hening, aku sibuk dengan makanan ku sedangkan dia sibuk dengan ponselnya. Sesekali aku melirik kearahnya sambil terus menggigit roti dan tak terasa aku sudah menghabisakan dua bungkus roti dan satu kotak susu, aku memalingkan wajahku melirik kearahnya yang masih sibuk dengan ponselnya.
Aku menghembuskan nafas pelan. "G-gue u-udah s-selesai, gue duluan ke kelas ya? sekali lagi makasih." ucapku gugup. 'duh kok aku jadi gerogi gini sih mana jantungku gak berhenti berdangdut ria lagi didalam sana" batinku.
Ku lihat dia meletakkan ponselnya di dalam saku celananya dan tanpa ku duga dia menarik tanganku yang membuatku refleks berdiri dari bangku kantin yang semula kududuki.
"eh-eh, kenapa tangan gue ditarik? k-kita m-mau kemana? Gue kan u-udah bilang kalo gus mau ke kelas. lagi-lagi nada suaraku terdengar gugup, aku berusaha menarik tanganku dari genggaman tangannya 'eh'.
Dia menghentikan langkahnya tapi tidak melepaskan tanganku yang berada dalam genggamannya.
"katanya lo tadi mau kekelas? gue anterin." ucapnya singkat yang membuatku mengerjapkan kedua mataku, dia mau nganterin aku ke kelas? Aku lagi mimpi gak sih?
"eh t-tapi... " belum sempat aku menjawab ucapannya dia kembali berjalan dan aku hanya menghembuskan nafas kasar, pasrah menghadapi manusia aneh ini.
Kenapa ku sebut aneh? Aku memang menyukainya sih, tapi aku juga heran. Kok aku bisa deket sama dia dan juga sepertinya dia ada kepedulian terhadap diriku. 'udahlah syil gak usah geer palingan juga jidatnya kebentur tembok makanya dia bisa seperti ini" ucapku membatin. Selama perjalanan menuju kelasku banyak pasang mata yang memperhatikan kami, ada yang mencie-ciekan, ada juga umpatan pedas yang dilontarkan kepadaku. 'umpatan kok ngomongnya keras banget? situ niat mengumpat apa niat neriakin?' ingin ku berkata seperti itu, tapi sayangnya hanya bisa aku lontarkan didalam hati.
'gak mau cari masalah gue mah.'
Aku hanya bisa menundukan kepalaku, mencoba menghindari pandangan-pandangan tak suka dan iri yang mereka lontarkan. terutama Kakak kelas dan teman-teman seangkatan ku yang berjenis kelamin perempuan, jika anak cowok kebanyakan mencie-ciekan dan bersiul-siul menggoda kami.
"gak usah didengerin." ucap Brian pelan yang masih bisa aku dengar.
Setelah sampai kelas Brian melepaskan genggaman tangannya "masuk gih belajar yang bener." ucapnya lalu meninggalkanku yang terdiam didepan ruang kelasku mendengar ucapannya.
'berasa dianter pacar sendiri' pikirku.
Aku menggelengkan kepalaku menepis pikiran aneh yang mulai bersarang diotakku, kemudian melangkahkan kaki ku untuk memasuki ruang kelasku. Baru saja aku ingin melangkah masuk, ada tiga orang siswi yang menghadang jalanku dengan berdiri di tengah-tengah pintu kelas. Aku memutar kedua bola mataku malas ketika mengetahui siapa tiga orang siswi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Marriage
RomanceSejak SMP Arsyilla sangat menyukai Brian atau lebih tepatnya rasanya telah berubah menjadi cinta karena hingga mereka menginjak bangku SMA perasaan Syilla sama sekali tidak pudar malah bertambah setiap harinya, mereka menjadi dekat karena Brian pern...