Ketika menuruni tangga samar-samar kudengar Ayah dan Ibu tengah berbicara dengan seseorang, aku mengernyit bingung 'siapa?' pikirku. Aku lupa bahwa hari ini Arsen datang kerumah untuk mengajakku berangkat bersama, sekarang kami tengah berada di ruang makan bersama Ayah dan Ibuku. Tadinya aku ingin langsung saja berangkat kesekolah ketika Arsen telah datang agar tidak ditanyai macam-macam tetapi Ibu mencegah dan menyuruh kami sarapan bersama, mau tak mau aku dan Arsen mengiyakan ajakan Ibu. Dan sekarang disinilah kami berada, aku yang menunduk takut dengan Arsen yang merasa canggung. Ibu yang tersenyum menggoda kearahku dan Ayah yang tengah menatap tajam Arsen, aku benar-benar tidak menyukai suasana seperti ini.
"hmm." deham Ayah memecah keheningan, kami bertiga menoleh kearah Ayah.
'semoga Ayah tidak bertanya yang aneh-aneh' batinku seraya berdoa.
"siapa dia?" tanya Ayah to the point kearahku.
Sudah kuduga Ayah pasti menanyakan siapa Arsen karena sebelumnya aku belum pernah mengajak seorang laki-laki kerumah.
"d-dia-.." ucapanku terpotong.
"saya pacarnya Syila om." jawab Arsen memotong perkataanku.
Aku menunduk takut ketika melihat raut wajah Ayah yang terlihat tidak menyukai apa yang dikatakan oleh Arsen.
"bagaimana bisa?" tanya Ayah marah.
Seketika aku mendongakkan kepalaku lalu mengernyit bingung dengan pertanyaan Ayah.
"maksudnya yah?" tanyaku bingung.
"bagaimana bisa kamu menerima laki-laki lain sedangkan kamu sudah Ayah jodohkan dengan anak sahabat Ayah." ucap Ayah dingin,
Bagai disambar petir disiang bolong ketika aku mendengar perkataan Ayah barusan.
'apa aku tidak salah dengar? Ayah ingin menjodohkanku dengan anak sahabatnya?'
Aku menatap Ayah tidak percaya lalu mengalihkan pandanganku kearah Arsen yang terlihat sock dengan kenyataan bahwa aku TELAH DIJODOHKAN DENGAN ORANG LAIN yang notabennya adalah kekasih yang baru ia tembak satu hari yang lalu, sungguh aku pasti akan hancur jika berada di posisi Arsen yang menghadapi kenyataan ini. Kenapa Ayah harus memberitahukan hal ini didepan Arsen? hatinya pasti sangat terguncang saat ini, aku menatap Arsen iba yang ditatap hanya menundukan kepala bingung ingin mengatakan apa.
"tapi Syila masih kecil Yah, masih LIMA BELAS TAHUN. Bagaimana mungkin Syila menikah diumur Syila yang masih dini, lagipula Syila sudah memiliki kekasih. Ayah lihat sendirikan laki-laki yanh ada disamping Syila, dia kekasih Syila Yah." ucapku kepada Ayah dengan menekankan kata lima belas tahun.
"suka atau tidak, kamu harus menerima semua keputusan Ayah." ucap Ayah membentak yang semakin membuatku menatap Ayah tak percaya.
Orang yang selama ini tak pernah berkata dengan nada tinggi kepada keluarganya, orang yang selama ini memberikan kasih sayangnya kepada kami, orang yang selama ini selalu berucap lembut kepadaku, kini membentakku. Sungguh aku tidak percaya, benarkah ini Ayahku? Kenapa sikapnya sangat berubah? Ada apakah dengan Ayah?
"t-tapi Syila sudah memiliki kekasih Yah." ucapku dengan nada bergetar.
"putuskan saja dia!!" tunjuk Ayah kearah Arsen.
Aku menatap kearah Arsen dia menengadahkan wajahnya lalu menatap kearahku, pandangannya benar-benar terluka. Sungguh aku tidak tega melihatnya seperti ini .
"Ayah sudah." ucap Ibu mengelus lengan Ayah mencoba menenangkannya.
"Syila tidak mau!!" ucapku dengan air mata yang mulai turun membasahi pipiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Marriage
RomanceSejak SMP Arsyilla sangat menyukai Brian atau lebih tepatnya rasanya telah berubah menjadi cinta karena hingga mereka menginjak bangku SMA perasaan Syilla sama sekali tidak pudar malah bertambah setiap harinya, mereka menjadi dekat karena Brian pern...