"maafkan jikalau aku lebih memlihnya karena keterlambatan mu"
Arsyila Putri P.
* * *
Arsen yang sejak tadi tak mendengar aku mengeluarkan suarapun menoleh kearahku dengan tatapan sendunya.Ya ampun, gue harus gimana ini?
Tatapan sendu yang diberikan Arsen semakin membuatku merasa bersalah jika aku menolaknya, aku menundukan kepalaku dalam-dalam. apa yang harus aku lakukan? sungguh aku tidak ingin berada disituasi seperti ini.
"Syil." panggil Arsen lirih.
Aku mendongakkan kepalaku. "G-gue.."
Tiba-tiba tenggorokanku tercekat hinga tak dapat melanjutkan apa yang akan aku ucapkan.Arsen menghembuskan nafasnya kasar dan mengacak-acak rambutnya frustrasi lalu bangkit dari duduknya, ia berjalan ingin meninggalkanku sebelum itu dia menatap kearahku.
"gue gak maksa lo kok, maaf." lirihnya yang masih dapat aku dengar dengan jelas,.lalu melangkahkan kakinya meninggalkanku sendirian ditaman belakang sekolah.
Aku mencoba mencerna ucapannya dan ketika aku sadar aku langsung berlari mengejarnya.
"Arsen tunggu." ucapku setengah berteriak karena jarak antara kami cukup jauh.
Dia menghentikan langkahnya lalu membalikkan tubuhnya menghadap kearahku, aku langsung berlari mendekatinya.
Aku memejamkan mataku sejenak, meyakinkan diri bahwa keputusan ini benar.
"s-sebenarnya gue juga cinta sama lo."
Aku memasuki ruang kelas bersama dengan Arsen yang berada di sampingku dengan Arsen yang tersenyum bahagia, Bu Dera telah keluar beberapa menit yang lalu. Untung saja kami tidak bertemu dengannya, pasti kami akan dihukum nantinya. Semua pasang mata yang ada diruang kelas ini menatap kami heran, aku hanya menunduk dan berlalu menuju bangku ku.
"kok kalian lama banget datangnya? tadi Bu Dera nanyain kalian." tutur Fida ketika aku telah duduk disampingnya.
"terus lo jawab apa?" tanyaku tak sabaran, takutnya dia mengatakan bahwa aku membolos.
"Gue bilang lo ke UKS dianterin Arsen." jelasnya.
"syukur kalo gitu, makasih ya Fid lo emang sahabat terbaik." Aku tersenyum senang kearahnya.
"eh, lo tadi belum jawab pertanyaan gue tau." protesnya.
Mendengar pertanyaan Fida membuatku teringat akan kejadian beberapa saat lalu.
"S-sebenarnya gue juga cinta sama lo." ucapku pada akhirnya lalu menundukan kepalaku dalam-dalam, takut jika nantinya dia melihat ekspresi wajahku yang memerah karena malu. Baru pertama kalinya bagiku mengutarakan kata cinta kepada seorang laki-laki, walaupun sebenarnya yang aku cintai bukanlah Arsen orangnya melainkan Brian.
"c-coba lo ulangin sekali lagi." pintanya.
"G-gue juga cinta sama lo."
Aku mendongakkan wajahku menatap mata biru langitnya yang berbinar dan dalam sekejap Arsen membawaku kedalam pelukannya, iameletakkan dagunya diatas kepalaku. Dalam hati ingin berteriak bahwa ini hanya sebuah kebohongan, karena aku sama sekali tak mencintai Arsen.
"Terimakasih." gumamnya diatas kepalaku.
"Mulai sekarang, pake aku-kamuan. Gak ada penolakan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Marriage
RomanceSejak SMP Arsyilla sangat menyukai Brian atau lebih tepatnya rasanya telah berubah menjadi cinta karena hingga mereka menginjak bangku SMA perasaan Syilla sama sekali tidak pudar malah bertambah setiap harinya, mereka menjadi dekat karena Brian pern...