Bab 23 | Pertengkaran

1.2K 71 1
                                    

Aku sampai dirumah pukul 15:58 WIB, saat memasuki rumah terlihat Brian seperti biasa dengan muka datarnya melihatku sambil bersedekap dada. Aku hanya mengabaikannya dan hendak menaiki tangga menuju kamarku berada, aku menghentikan langkahku ketika suara Brian terdengar.

"darimana?" Aku menghela nafas lalu membalikkan badanku kearahnya.

"kan tadi aku udah izin sama kamu kalau aku mau kerumah sakit jenguk Arsen."

Aku melanjutkan langkahku menaiki tangga tetapi lagi dan lagi Brian menahanku dengan menarik pergelangan tanganku hingga membuatku memberhentikan langkahku, aku menoleh malas kepadanya 'ini anak kenapa sih?' Sungguh aku sangat lelah sekali hari ini, nginku langsung masuk kedalam kamar lalu merebahkan tubuhku diatas kasur.

"ada apa lagi sih?" kesalku.

"lo selalu mengabaikan gue."

Aku mengernyit bingung dengan perkataannya.

"maksudnya?" sungguh aku tak mengerti dengan apa yang diucapkannya.

"selama sebulan ini lo selalu pulang sekolah langsung kerumah sakit dan selalu ngabain gue gak ada waktu buat gue."

"terus?"

"gue minta lo berhenti jenguk Arsen."

"kenapa?"

"karena gue gak suka."

"apa hak lo ngelarang-ngelarang gue?" aku menaikkan suaraku satu oktaf.

"karena gue suami lo."

"terus kalau lo suami gue, lo bisa ngatur-ngatur gue seenaknya kayak gini? Arsen itu kecelakaan karena kelalaian gue, mana mungkin gue gak jenguk dia lagi dan membiarkan rasa bersalah ini terus menghantui."

Kenapa dia jadi menyebalkan seperti ini sih? tidak seperti biasanya.

"lo harus nurutin kemauan gue karena gue suami lo."

"apa alasan lo ngelarang gue jenguk Arsen?"

"gue gak suka milik gue diganggu gugat oleh orang lain."

Aku mendengus mendengar jawabannya, aku sangat kesal sekali sekarang ini.

"LO. GAK. BER. HAK. NGA. TUR. GUE." aku menekankan semua kata supaya dia paham.

"GUE BERHAK."

"GAK SAMA SEKALI, GAK BERHAK."

"GUE SUAMI LO."

"TERUS KENAPA KALAU LO SUAMI GUE?" Belum sempat dia menjawab ucapanku, aku langsung memotong ucapannya.

"GUE GAK PERNAH NGELARANG LO DEKET SAMA SIAPA AJA DAN GAK PERNAH GANGGU URUSAN LO JADI GUE MINTA LO, LO JANGAN LARANG GUE DAN JANGAN GANGGUIN URUSAN GUE JUGA!!" ucapku lantang lalu berlari menaiki tangga menuju kamarku dan langsung menutup pintu dengan keras.

'BLAAAMMM..'

Masa bodo jika Bi Asih atau orang lain sekalipun mendengar pertengkaran kami, sungguh aku sangat-sangat kesal sekali. Ada hak apa dia mengatur hidupku? Aku saja tidak pernah mencampuri urusannya, mengapa dia repot-repot mengganggu urusanku? Melarangku ini itu.

"SYILA BUKA PINTUNYA PEMBICARAAN KITA BELUM SELESAI SYILA!!"

'tok tok'

Aku tak menggubris ketukan pintu yang semakin keras, masa bodo dengannya lebih baik aku kekamar mandi merendam tubuhku dengan air hangat siapa tau bisa setengah meredam emosiku yang sedang meledak. Ku sumpal telingaku dengan earphone supaya tak mendengar dia berteriak lagi, sesekali aku mengikuti senandung lagunya. Setelah lumayan rileks aku pun membilas tubuhku dengan air bersih lalu berjalan membuka pintu kamar mandi, tak terdengar suara Brian mengetuk pintu ataupun meneriaki namaku lagi. 'mungkin dia lelah'

Young MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang