Bab 16 | Hari Pernikahan (1)

1.6K 79 2
                                    

Aku dibangunkan lebih awal oleh Ibu dan ketika aku membuka mata sudah ada seorang perias pengantin yang berada dikamarku

"kamu cepet mandi terus shalat subuh habis itu kamu mau di make-up in" ucap Ibu seraya mendorong tubuhku menuju kamar mandi membuatku mendengus sebal tapi tak urung juga menuruti perintahnya

Setelah selesai mandi dan shalat subuh aku langsung ditarik oleh mbak-mbak perias yang aku ketahui bernama mbak Letta dia mendudukanku kekursi didepan meja rias yang telah banyak peralatan make-up terpampang jelas disana

Aku mendengus sebal tapi tak dapat melakukan apa-apa hanya diam menuruti

"wah wajah kamu mulus banget pasti gak pernah di make-up in ya?" tanyanya ketika memoleskan pelembab kewajahku

Aku hanya mengangguk malas dengan muka tertekuk mbak Letta yang melihatku seperti ini mengernyit bingung

"lah kok mukanya ditekuk gitu kan sebentar lagi mau nikah harusnya yang semangat dong" ucapnya memberiku semangat

Aku hanya menanggapinya dengan tersenyum

Dia mulai memakaikan bulu mata palsu kepada bulu mataku dan setelahnya memberikan maskara supaya lentik

"gimana mau semangat mbak orang aku nikah kepaksa" ucapku mulai bercerita daripada diam-diaman lebih baik aku berceritakan?

"lah kok bisa? apa jangan-jangan kamu..-"

Mengetahui apa yang akan diucapkan oleh mbak Letta aku langsung memotong ucapannya

"kami dijodohkan mbak"

"mbak kira tadi-"

"jangan dilanjutin lagi mbak" ucapku lagi-lagi memotong ucapannya sebenarnya tidak sopan sih selalu memotong ucapan orang yang lebih tua tapi mau bagaimana lagi aku gak mau mendengar apa yang akan diucapkan mbak Letta

"oh iya-iya maaf" lalu melanjutkan riasannya pada wajahku

"terus kamu suka gak sama dia?"

"suka sih mbak dari waktu aku masih SMP malahan"

"lah kok bisa?" bingungnya

"soalnya dia itu gebetan aku mbak" aku menyengir kuda kearah mbak Letta

"kamu beruntung kalo gitu bisa nikah sama orang yang kamu suka mbak malahan dijodohin sama orang yang gak pernah mbak kenal sebelumnya"

"berarti nasib kita sama ya mbak sama-sama dijodohkan"

Mbak Letta menganggukan kepalanya membenarkan perkataanku

"eh trus selanjutnya gimana sama suami mbak?"

"ya awalnya mbak kira dia orangnya dingin gitu soalnya waktu ketemu ekspresi wajahnya datar kayak tembok ha ha eh gak taunya waktu udah nikah ternyata orangnya jahil banget mbak aja sampe kesel setiap hari dibuatnya tapi mbak malah seneng dengan begitu pernikahan yang Mbak kira akan datar-datar aja sama seperti muka suami mbak malah jadi pernikahan yang menyenangkan"

"tapi kok bisa gitu?" aku sungguh heran masa perilaku suaminya mbak Letta bisa berubah sedrastis itu

"emm gimana ya soalnya suami mbak itu emang cuma dinginnya sama orang yang baru dikenalnya tapi kalo dia udah kenal ya gitu jahil"

"oh gitu ya mbak"

"hmm nah udah selesai coba kamu lihat dicermin"

Aku menatap wajahku dicermin ini beneran aku kan? Tapi kok cantik banget kayak bidadari yang ada di surga

"ini aku bukan sih mbak?"

"ya iyalah kamu emangnya siapa lagi?"

"tapi kok cantik banget gini mbak aku gak percaya kalo ini aku"

Young MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang