Bab 9 | Pernyataan Cinta

1.1K 71 8
                                    

'Apakah aku harus berpaling darimu dan lebih memilih dia yang benar-benar mencintaiku'

Arsyila Putri P.


* * *

Ketika masih sibuk tentang hatiku yang terasa sakit dan sesak saat melihat Brian dan Kak Medina, Arsen datang dengan membawa sepiring batagor dan segelas lemon tea. Entah mengapa ketika melihat sepiring batagor yang dibawa Arsen, perutku tiba-tiba terasa lapar lagi padahal belum lama aku sudah mengisi perutku dengan semangkuk bakso yang penuh dengan sambal tadi. Aku mengerjapkan mataku saat melihat Arsen telah duduk dikursi tepat dihadapanku, lalu melirik kearah sepiring batagor yang entah mengapa terlihat sangat enak dan menggoda iman untuk dicicipi. Melihat tatapanku yang selalu terarah ke piring batagornya, Arsen tersenyum kecil lalu menyodorkan sesendok batagor ke depan bibirku.

"buka mulut lo." 

Aku yang merasa lapar dan melihat sesendok batagor yang disodorkan oleh Arsen didepan bibirku yang sepertinya terasa enak dan menggoda imanku, secara refleks pun membuka mulutku lalu mengunyahnya secara perlahan dan benar saja rasanya sangat enak lain kali aku akan memesan batagor saja.

"bilang dong kalo lo pengen batagor punya gue, kasian gue sama lo tuh saking kepengennya air liur lo tuh sampe netes gitu." ucap Arsen lalu menyuapkan batagor kedalam mulutnya, setelah itu ia tertawa pelan.

Aku menyeka mulutku yang kata Arsen air liurku menetes dan tidak ada apa-apa diarea bibirku, ternyata aku hanya ditipu olehnya. Kulihat dia tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya karena telah berhasil menjahiliku.

"ish Arsen, ih jahil banget sih. Ini rasain ini." Kesalku seraya mencubiti lengannya.

"a-duh u-dah, ha..ha.. udah, sakit ini." Ia meringis dan tertawa secara bersamaan.

Aku tak mendengarkan ucapannya, terus saja aku mencubiti lengannya. Sungguh aku sangat kesal dan malu sekali saat ini.

"u-udah u-dah dong, s-sakit ini." Ia meringis kesakitan.

Aku menghentikan cubitan mautku dilengannya ketika kulihat dia bersungguh-sungguh dengan ucapannya.

"a-aduh maafin gue ya? habisnya lo sih, jahil banget." Aku sangat merasa bersalah karena telah mencubitnya dengan keras, saking kesalnya dan membuatnya meringis kesakitan seperti ini.

'teng... teng... teng'

Bel tanda masukpun berbunyi, kulihat semua siswa-siswi meninggalkan kantin untuk segera memasuki kelasnya masing-masing. Tinggal beberapa siswa-siswi saja yang masih belum beranjak dari kantin.

"ya gak apa-apa, yuk kekelas bentar lagi Bu Dera masuk." ajak Arsen.

Selain sebagai siswa yang pintar, Arsen termasuk siswa yang rajin. Tidak seperti kebanyakan siswa laki-laki pada umumnya yang lebih memilh membolos jam pelajaran untuk merokok daripada mendengarkan penjelasan guru didalam kelas selama berjam-jam. Belum sempat aku menjawab dia menarik tanganku menuju kelas kami, selama perjalanan Arsen tak melepaskan genggaman tangannya dan kulihat banyak pasang mata yang menatapku sinis dan tanpa disadari olehku ada sepasang mata berwarna coklat terang yang melihat kejadian ini seraya mengepalkan kedua tangannya.

"kemaren Brian yang digaet, sekarang Arsen. Lama-lama habis semua stok cogan disekolah ini sama dia, dasar cewek kegatelan sok cantik lo padahal mah b aja." Celetuk salah seorang siswi agak sedikit keras.

Aku yang mendengar penuturan salah satu siswi yang terpasang name tag di baju sebelah kanannya 'RENA ARENA' menunduk takut karena bukan hanya Rena saja yang memandangku dengan tatapan sinis dan meremehkan, tetapi hampir semua siswi yang ada disini memandangku dengan tatapan seperti itu. Arsen menghentikan langkahnya dan secara tiba-tiba membalikkan badannya, membuatku terlonjak kaget dan tak sadar menabrak dada bidangnya.

Young MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang