Selama perjalanan pulang menuju hotel Brian hanya memandang kearah jendela tak memperdulikan keadaanku saat aku mengajaknya bicara dia hanya mengangguk ataupun menggeleng membuatku kesal sendiri aku tau sih kalau dia marah padaku karena aku mengabaikannya dan malah asyik mengobrol dengan Kak Rian tapi apa salahnya kalau aku berteman dengan Kak Rian toh dia orangnya baik
Aku tidak suka dia mengekangku seenaknya ya walaupun dia berhak karena dia telah menjadi suamiku tapi aku juga berhak kan untuk berteman dengan siapa saja aku pun tau batasan kok tidak akan melakukan hal yang aneh-aneh
Aku menghela nafas pelan lebih baik aku diam juga daripada daritadi mencoba mengajaknya bicara tapi tak pernah ditanggapi olehnya
Sesampainya di depan hotel aku langsung turun dan berjalan cepat memasuki lift sebelum Brian dengan cepat ingin mengikutiku huh biarin lah salah siapa cari masalah duluan main marah-marahan aku juga bisa
Untungnya aku yang membawa kunci kamar hotel kami kalau tidak gagal deh rencan pura-pura marahnya supaya dia tidak jadi marah aku sengaja tak mengunci pintu kamar supaya Brian bisa langsung masuk tanpa perlu aku membuka pintu terlebih dahulu
Hari telah menjelang sore ku lihat jam yang berada diponselku yang menunjukan pukul 15:45 WIB aku mengambil air wudhu terlebih dahulu lalu mulai melaksanakan shalat ashar
Ketika aku sedang melipat mukena dan sajadah Brian memasuki kamar dengan muka yang ditekuk aku mengalihkan pandangan menaruh mukena dan sajadah pada tempat semula
Brian memasuki kamar mandi mungkin dia akan mengambil air wudhu dan benar saja dia keluar dengan keadaan rambut depannya yang basah dia menggelar sajadah lalu melaksanakan shalat
Aku segera menaiki tempat tidur lalu berpura-pura untuk tidur kan ceritanya aku lagi pura-pura marah nih aku takutnya tidak bisa berakting lebih lama lagi
Pergerakan dari samping tempat tidur membuatku mengernyitkan dahi dengan mata yang masih terpejam aku tau itu pasti Brian aku membalikkan badanku memunggunginya
"Syil" dia mengguncang bahuku pelan
"..."Dia memelukku dari belakang menempelkan wajahnya diarea belakang leherku membuatku bisa merasakan deru nafasnya
"aku tau kamu belum tidur" bisiknya tepat ditelingaku membuatku merinding kegelian
Dia kembali mengguncang bahuku
"Syil harusnya aku yang marah kok malah jadi kamu sih yang marah" sepertinya dia mulai kesal terdengar dari nada suaranya
"..."
"Syil"
"Syila"
"sayang"
"Syila sayang"
"Syil-.."
"APASIH BERISIK" aku mendudukan diriku menyandarkan kepalaku di kepala ranjang seraya bersedekap dada mentapnya dengan kesal
"kok malah kamu sih yang marah harusnya kan aku" kesalnya
"ya terserah aku dong yang marah aku ini kenapa jadi kamu yang rempong" sewotku
"ih Syila kamu kok gitu"
"gitu gimana sih?"
Aku tidak tau kenapa hari ini bawaannya pengin marah terus ah ya ini tanggal berapa sih? oh ya ampun aku lupa inikan tanggal biasanya tamu bulanan ku datang aku langsung berlari memasuki kamar mandi untuk mengecek dan ternyata seperti dugaanku ada bercak berwarna merah kecokelatan di celana dalamku
Aku menyembulkan kepalaku sedikit
"mm Brian"
Dia menoleh kearahku dengan tatapan bingungnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Marriage
RomanceSejak SMP Arsyilla sangat menyukai Brian atau lebih tepatnya rasanya telah berubah menjadi cinta karena hingga mereka menginjak bangku SMA perasaan Syilla sama sekali tidak pudar malah bertambah setiap harinya, mereka menjadi dekat karena Brian pern...